Ujian Sultan dan Abu NawasUjian Sultan dan Abu Nawas

NGENELO – Cerita tentang Abu Nawas dan ujian sultan selalu menjadi sumber tawa. Di sebuah kota besar di zaman dahulu, Sultan sedang merencanakan ujian untuk menguji kecerdasan para menteri dan orang-orang cerdas di kerajaannya.

Dia memutuskan untuk memberikan ujian tertulis kepada Abu Nawas, seorang jester yang terkenal karena kelucuannya.

Ketika Abu Nawas mendengar tentang ujian tersebut, dia merasa bingung. Dia tahu dia bukanlah seorang sarjana atau ahli dalam ilmu pengetahuan. Dia hanya pandai dalam membuat lelucon dan menyindir. Tapi dia juga tahu bahwa tidak mungkin menolak permintaan langsung dari Sultan.

Jadi, Abu Nawas dengan semangat memulai ujian tertulis yang diberikan oleh Sultan. Pertanyaan-pertanyaan itu sangat sulit dan rumit. Ada teka-teki matematika, pertanyaan tentang sejarah, dan bahkan pertanyaan-pertanyaan filsafat yang rumit. Abu Nawas terduduk di meja tulisnya, menggaruk kepalanya yang botak, dan mengernyitkan keningnya dengan bingung.

Seiring berjalannya waktu, waktu hampir habis, dan Abu Nawas masih belum menjawab satu pertanyaan pun. Dia berkeringat dingin dan merasa semakin gugup. Namun, tiba-tiba, sesuatu terbersit di benaknya.

Abu Nawas segera mengambil pena dan mulai menulis jawaban pada kertas ujian dengan cepat. Dia memberikan kertas tersebut kepada Sultan dan segera pergi.

Sultan, tertawa terbahak-bahak melihat jawaban Abu Nawas. Dia tidak bisa mempercayai apa yang telah diberikan oleh jester tersebut. Jawaban Abu Nawas pada semua pertanyaan hanyalah satu kalimat singkat: “Saya tidak tahu jawabannya, oh Sultan yang bijak, tetapi jika Anda juga tidak tahu jawabannya, berarti kita sama-sama tidak tahu!”