Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa gempa bumi bisa memicu terbentuknya bongkahan emas raksasa di kuarsa. Temuan ini mengatasi misteri lama yang membingungkan peneliti selama beberapa dekade.
Emas terbentuk secara alami di kuarsa, mineral kedua terbanyak di kerak Bumi setelah feldspar. Berbeda dengan jenis endapan emas lainnya, endapan di kuarsa sering membentuk bongkahan besar.
Penjelasan Chris Voisey dan Temuan Studi
“Emas terbentuk di kuarsa sepanjang waktu,” kata Chris Voisey, geolog dari Monash University, Australia, dan penulis utama studi yang di publikasikan pada 2 September di jurnal Nature Geoscience.
“Yang aneh adalah pembentukan bongkahan emas yang sangat, sangat besar. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi, bagaimana mendapatkan sejumlah besar emas untuk di mineralisasi di satu tempat kecil yang tersembunyi,” ujar Voisey seperti di kutip dari Live Science pada 7 September 2024.
Mekanisme Pembentukan Emas Raksasa
Menurut penelitian, bongkahan emas ini sangat berharga dan dapat mewakili hingga 75% dari semua emas yang pernah di tambang.
Penelitian mengidentifikasi dua petunjuk utama: bongkahan emas terbesar di temukan pada endapan emas orogenik yang terbentuk selama gempa bumi, dan kuarsa sebagai mineral piezoelektrik yang menciptakan muatan listrik sebagai respons terhadap tekanan geologis.
Simulasi Laboratorium dan Konfirmasi Teori
“Jika Anda benar-benar menyatukannya, hasilnya akan sangat rapi,” kata Voisey. Peneliti menemukan bahwa gempa memecah batuan dan mendorong cairan hidrotermal ke dalam urat kuarsa, mengisinya dengan emas terlarut.
Urat kuarsa menghasilkan muatan listrik yang bereaksi dengan emas, menyebabkan emas mengendap dan mengeras. Emas terkonsentrasi di titik-titik tertentu karena emas terlarut lebih mudah mengendap pada butiran emas yang sudah ada sebelumnya.
Implikasi untuk Eksplorasi Tambang
Voisey menjelaskan, “Emas pada dasarnya bertindak sebagai elektroda untuk reaksi lebih lanjut dengan mengadopsi tegangan yang di hasilkan oleh kristal kuarsa di dekatnya.”