NGENELO – Perang saudara hampir selalu mewarnai negara di benua afrika ini. Ya, negara Sudan di liputi sejarah panjang perang saudara yang berbeda keyakinan.
Pada tahun 1500an, sejarah panjang perang saudara di awali sejak runtuhnya kerajaan Nubia Kristen. Penduduknya, kemudian banyak berpindah agama Islam, seiring berdirinya kerajaan Islam di sini yang bernama Kesultanan.
Kesultanan senar yang berdiri, membuat orang-orang etnis lain mulai tersingkir hingga penduduk Sudan yang terpinggir mendirikan kerajaan baru yang bernama Kerajaan Siluk.
Di sisi lain, orang-orang Fur juga turut mendirikan kerajaan baru di sini yang bernama Kesultanan Dapur.
Pada 1820, Kekaisaran Ottoman datang dan mampu mempersatukan ketiga kerajaan ini.
Pada 1870, seorang pedagang Inggris Samuel Becker meminta izin kepada Ottoman membuka wilayah yang kini bernama Sudan Selatan. Hingga mendapat izin, ia mendirikan wilayah yang bernama Ekuatoria.
Pada 1899, wilayah Ottoman Mesir Dan Dan di ambil alih kolonial Inggris, lalu mendirikan pemerintahan bernama kondominium Sudah Mesir.
Hingga kemudian Inggris memberikan kemerdekaan pada Sudan pada 1956, dengan nama Republik Sudan.
Pada 1955, 4 bulan sebelum Republik Sudan di dirikan meletuslah perang saudara antara Sudan Utara dan Sudan Selatan. Sudan Selatan ini, dulunya bernama Provinsi Ekuatoria.
Pemicu perang saudara pertama ini, di sebabkan karena perbedaan keyakinan antara Sudan Utara yang mayoritas beragama Islam dengan Sudan Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan keyakinan tradisional.
Kedua kelompok tak bisa di satukan hingga meletus perang saudara. Di tengah perang saudara ini, terjadi kudeta militer yang di pimpin Kolonel Jafar Nimeri.
Ia lalu menjadi presiden Sudan pada 1969 dan menggantikan pemerintahan dari Republik Sudan menjadi Republik.
Perang saudara ini berhasil di redam pada 1972, dengan kesepakatan Sudan Selatan di berikan otonomi khusus.
Namun, pada 1983, Presiden Jalfar malah mendeklarasikan Sudah sebagai negara Islam dengan menerapkan syariat Islam di seluruh wilayah selatan yang mayoritas non muslim.
Perang Saudara Sudan Selatan
Tak pelak, ini langsung memicu gejolak lagi di Sudan. Perang saudara kedua pun tak terhindarkan lagi. Pada 1985, Presiden Ja’far Nimeri yang menjadi presiden karena kudeta, malah di kudeta menterinya Abdel Rahman Swan.
Ia langsung mengganti pemerintahan dari Republik Demokratik menjadi Republik Sudan. Masa pemerintahannya tak lama, hanya berlangsung selama 13 bulan saja. Ia kemudian di gulingkan lagi dengan Letnan Jenderal Omar Al Basir pada 1986.
Omar kemudian membuat pemerintah transisi dan terpilihkan Ahmad Al Mirgani sebagai Presiden Sudan yang baru.
Lucunya, lagi-lagi kudeta terjadi kembali pada 1989 dan menobatkan dirinya sendiri sebagai Presiden Sudan yang baru.
Perang saudara kedua terus berlangsung selama 22 tahun dari 1983, hingga baru berakhir 2005. Sudan Selatan kembali di jadikan daerah otonomi khusus dan di janjikan merdeka pada 2011. Referendum kemudian di laksanakan di Sudan Selatan, dengan hasil yang sudah bisa di tebak.
Sebanyak 98,83 persen warga setuju merdeka. Hingga kemudian, Sudah Selatan di deklarasikan pada 9 Juli 2011.
Sayang, pada 2023 meletus lagi perang saudara di Sudan Selatan karena penduduknya justru kembali saling berebut kekuasaan. Perang saudara baru benar-benar berakhir pada 2020.
Berikut 17 Fakta negara Sudan Selatan
1. Bernama lengkap Republik Sudan Selatan
Dengan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
2. Memiliki Ibukota bernama Kota Juba
3. Secara geografis
Sudan Selatan merupakan negara terkurung oleh daratan dan berada di benua Afrika Timur
4. Berbatasan denga negara Sudan
Di sebelah utara dan negara Kenya, Uganda dan Republik Demokratik Kongo di sebelah Utara. Lalu, di timur dengan negara Ethiopoa dan Republik Afrika Tengah di sebelah barat.
5. Sudah Selatan memiliki luas 644.329 KM persegi
Dengan penduduk sebanyak 11.544.950 jiwa.
6. Agama, 60,5 persen menganut Kristen
Lalu, 32,9 persen kepercayaan tradisional, 6,2 persen Islam dan sisanya 0,4 persen memeluk agama lain.
7.Etnis
Terdapat lebih dari 60 kelompok etnis. Dengan 4 etnis terbesar, yakni etnis Dinka, Nuer, Silux dan etnis baru.
8. Bahasa resmi
Yang di gunakan adalah bahasa Inggris, selain itu terdapat 60 bahasa untuk tiap-tiap etnisnya.
9. Ekonomi
Sudan Selatan, merupakan negara yang miskin dengan kelompok ekonomi berpenghasilan rendah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nya, menempati peringat 191 dunia, merupakan paling rendah di seluruh dunia.
Sudan Selatan sangat bergantung pada sektor tambang, minyak bumi yang menyumbang 98 persen pendapatan negara.
Sayang, tambang minyak buminya di kuasai negara asing seperti China, Perancis, India dan Malaysia. Selain minyak, Sudan Selatan juga bergantung dengan produk kayu, pertanian seperti kapas, kacang tanah, sorgum dan gandum.
Ada juga buah seperti, Mangga, pepaya dan pisang. Sejauh ini, pasar ekspor tertinggi adalah menuju negara Arab Saudi dan China.
10. Mata Uang
Yang di gunakan adalah Pounds Selatan, dengan nilai tukar 1 Pounds setara dengan 118 negara miskin.
11, Gaji pekerja di Sudan Selatan sangatlah rendah
Pekerja dengan skill rata-rata hanya di bayar 4.500 pounds Selatan atau sekitar Rp530 ribu per bulan. Pekerja kasar tanpa skill, di bayar 2500 pounds selatan atau sekitar Rp290 ribu per bulan.