Religi

Kisah Cinta Sejati Ali dan Fatimah, Dalam Diam Doa Ini yang Dipanjatkan Kepada Allah SWT

Namun, cobaan hati tak akan menunggu kesiapan Sahabat Ali, sebelum ia memantapkan hati, sahabat lain mendatangi Nabi.

Pinangan itu hadir kembali. Kali ini dari Sahabat Abdurrahman bin Auf, yang juga tak dapat ia tandingi. Dan ketika lamaran itu tak di terima, barulah sahabat Ali memantapkan hati.

Ali pun memantapkan diri untuk menjumpai Rasulullah. Ia telah siap dengan segala risiko.

Fatimah, di sisi yang lain terus berdoa dalam diam. Mereka berdua yakin, Allah akan selalu memberikan hal terbaik bagi mereka berdua.

return ' ';

Kali ini dirinya lah yang akan datang meminangnya. Dengan berbekal doa, keberanian, dan dorongan para sahabat lain, bahwa mungkin saja memang dia yang di tunggu, Sahabat Ali melangkahkan kaki.

Hingga tibalah Sahabat Ali di hadapan baginda Rasulullah, ia hanya menunduk hingga akhirnya Rasulullah bertanya, “Apa yang membawamu kemari, wahai Ali?” “Ya Rasulullah, aku hendak meminang Fatimah”

Rasulullah tersenyum, ia mengatakan bahwa Fatimah selalu menolak lamaran yang datang sehingga kali ini Sahabat Ali juga harus menunggu jawaban.

Kemudian Rasulullah menanyakan kepada Fatimah, apakah ia menerima lamaran Sahabat Ali. Fatimah hanya diam.

Namun, seperti halnya kaidah yang berbunyi, “Assukutu ‘alamatun Na’am”, sikap diamnya Fatimah berarti bahwa ia setuju.

Betapa gembiranya hati Ali. Seseorang yang menjadi pujaan hatinya menerima pinangannya.

Baju Zirah Ali

“Apakah engkau memiliki sesuatu yang akan engkau jadikan mahar, wahai Ali?” Ketika mendapat pertanyaan tersebut, Ali menjawab bahwa ia hanya memiliki sebilah pedang, baju zirah, dan seekor unta.

Rasulullah mengatakan bahwa tak mungkin bagi seorang kesatria untuk berpisah dengan pedang, sedangkan unta tersebut pasti di gunakan untuk mengairi tanaman.

Sehingga Rasulullah akhirnya memerintahkan Ali untuk menjadikan baju zirah-nya sebagai mahar.

Pergilah Sahabat Ali ke kediaman Utsman bin Affan untuk menjual baju zirah tersebut seharga 400 dirham.

Pada bulan Dzullhijjah tahun 2 Hijriah berlangsunglah pernikahan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra.