Sejumlah pejabat TNI Angkatan Darat (TNI AD) menyatakan komitmennya untuk membina Joni Ande Kala agar dapat lolos dalam tes seleksi untuk menjadi anggota TNI.
Dikutip dari antaranews.com, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menjelaskan bahwa ada tiga tes utama yang harus di lalui calon anggota TNI: psikotes, mental ideologi, dan kesehatan.
Maruli menegaskan bahwa ketiga tes ini sangat krusial dalam menentukan kelayakan calon, dan jika hasilnya baik, calon tersebut akan menjadi prioritas untuk di terima.
“Jadi, mampu nggak dia (Joni) untuk mengikuti itu? Psikotesnya, mampu nggak nanti? Kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres.
Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai mengalami gangguan mental sendiri,” ujar Maruli.
Penilaian terhadap kemampuan mengatasi stres ini penting karena kondisi lapangan yang ekstrem sering kali menguji ketahanan mental anggota TNI.
Tes Kesehatan dan Psikotes Digelar untuk Menilai Kemampuan Calon
Jenderal Maruli juga menekankan bahwa tes kesehatan dan psikotes merupakan bagian penting dari proses seleksi untuk memastikan calon anggota TNI memiliki kualitas yang dibutuhkan.
Tes ini di rancang untuk mengecek apakah calon mampu mengatasi stres dan tantangan lainnya yang mungkin di hadapi selama bertugas.
Setiap calon harus memenuhi standar yang ketat untuk memastikan mereka siap menjalankan tugas di berbagai situasi, baik yang rutin maupun ekstrem.
Saat ini, Joni Ande Kala sedang menjalani seleksi lanjutan, yang mencakup pemeriksaan kesehatan dan psikotes.
“Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu,” ujar Maruli.
Maruli menegaskan bahwa Joni harus melewati proses ini untuk bisa di terima sebagai anggota TNI.
Seleksi ini menjadi langkah penting bagi Joni untuk membuktikan kemampuannya setelah sebelumnya gagal dalam tes TNI.
Pengalaman Heroik Joni Ande Kala dan Langkah Selanjutnya
Pada tahun 2018, Joni Ande Kala sempat menjadi viral karena aksinya yang memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aksinya yang di anggap heroik tersebut membuatnya di bawa ke Istana dan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Maruli mengapresiasi tindakan heroik Joni dan menyebut bahwa pujian dari Presiden Jokowi menunjukkan betapa istimewa aksi Joni.
“Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah di puji sampai Presiden yang muji. Jadi kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan,” ungkap Maruli.
Selain itu, Joni juga akan menjalani terapi untuk memastikan tinggi badan memenuhi syarat yang di tetapkan, yaitu 160 cm.
Joni di harapkan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi seleksi mendatang.
Banjir Dukungan dari Warganet
Selain dukungan resmi dari TNI, Joni Ande Kala juga mendapatkan banjir doa dan dukungan dari warganet.
Netizen di berbagai platform media sosial menunjukkan antusiasme mereka dengan mengirimkan pesan-pesan semangat dan doa agar Joni berhasil dalam seleksi.
Dukungan ini mencerminkan betapa besar perhatian publik terhadap perjalanan Joni untuk bergabung dengan TNI.
Setelah videonya viral, Joni bertemu dengan berbagai pejabat TNI AD, dari Danramil hingga Danrem.
Meski gagal dalam tes sebelumnya, Joni menerima banyak masukan yang di harapkan dapat membantunya dalam persiapan tes yang akan datang.
Proses pembinaan dan persiapan yang di lakukannya kini di harapkan dapat membantu Joni mencapai tujuannya untuk menjadi anggota TNI, dengan dukungan luas dari masyarakat yang terus memberikan dorongan positif.