Jakarta, Ngenelo.net, – Kementerian Agama resmi meluncurkan modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) dalam perspektif Islam, Jumat (26/9/2025). Modul ini di rancang untuk mendukung pelatihan daring berbasis Massive Open Online Course (MOOC) Pintar dan kegiatan Training of Facilitator (TOF) bagi guru madrasah se-Indonesia.
Peluncuran modul dilakukan bersama Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) dan di hadiri tokoh lintas kementerian, lembaga, organisasi keagamaan, serta mitra internasional.
Kehadiran modul ini diharapkan memperkuat literasi remaja yang sesuai dengan ajaran Islam.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menegaskan pentingnya pembekalan dini tentang kesehatan reproduksi. “Pendidikan reproduksi bukan sekadar literasi, tapi juga menjaga kesehatan, memahami aspek agama, serta memastikan keberlangsungan keturunan sesuai syariat,” ujar Amien.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Sesuai Syariat
Amien menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi remaja harus di pahami secara komprehensif. Menurutnya, aspek keagamaan tidak bisa di lepaskan dari isu-isu sensitif tersebut. Dalam Islam, menjaga keturunan (hifzhun nasl) merupakan bagian dari maqashid syariah yang krusial.
Selain menyasar guru, Amien menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman yang benar kepada anak. Dengan begitu, siswa memperoleh penguatan dari lingkungan sekolah maupun keluarga.
Ketua Pengawas YGSI, Nur Jannah, juga menyampaikan apresiasi atas peluncuran modul ini. Ia menilai keberadaan modul akan menjadi tonggak penting dalam menghadirkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang berbasis ilmu pengetahuan namun tetap selaras dengan nilai agama.
Antusiasme Guru Madrasah Capai 40 Ribu Peserta
Dalam laporan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, M. Arskal Salim GP, tercatat sebanyak 40.806 guru madrasah telah mendaftar MOOC Pintar per September 2025.
Angka ini menunjukkan besarnya kebutuhan terhadap modul pendidikan kesehatan reproduksi yang sesuai dengan Islam.
Selain itu, 30 guru terpilih sedang mengikuti TOF di Ciputat. Mereka di persiapkan menjadi fasilitator nasional agar program dapat di perluas ke seluruh madrasah.
Peluncuran modul ini juga di tujukan untuk mencegah praktik pernikahan dini, kekerasan seksual, hingga fenomena “marriage scar” dan pernikahan tanpa anak yang mulai marak di kalangan generasi muda.
Panduan Nasional Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Modul PKRR berperspektif Islam ini melalui tahapan panjang mulai dari drafting, uji keterbacaan, review ahli, hingga uji publik bersama ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah.
Dengan tahapan tersebut, Kemenag optimistis modul ini dapat di jadikan panduan nasional.
Modul ini di harapkan membantu guru, madrasah, dan orang tua membimbing generasi muda agar memahami kesehatan reproduksi secara benar dan beretika sesuai nilai keislaman.