Ngenelo.net, News Update, – Rhenald Kasali kembali menarik perhatian publik setelah memutuskan mundur dari jabatan Presiden Komisaris PT Pos Indonesia (Persero).
Sementara untuk posisinya sebagai komisaris utama saat ini telah di gantikan oleh Budi Djatmiko.
Keputusan ini menjadi sinyal kuat bahwa tokoh transformasi Indonesia itu tengah bersiap memasuki panggung yang lebih luas: dunia bisnis internasional.
Pengunduran diri Rhenald Kasali berlaku sejak 20 April lalu. Dalam keterangannya, ia tidak memaparkan secara rinci alasan mundur, namun menyatakan bahwa pengabdiannya selama empat tahun sudah cukup.
“Saya sudah mengundurkan diri sejak 20 April yang lalu,” ujar Rhenald Kasali di kutip dari laman Tempo, Rabu 30 April 2025.
Keputusan tersebut seolah menjadi langkah strategis menuju misi global, sejalan dengan jejaknya sebagai pemikir dan praktisi transformasi di berbagai lini.
Transformasi PT Pos Indonesia Jadi Warisan Rhenald Kasali
Selama menjabat sebagai Presiden Komisaris, Rhenald Kasali mendorong reformasi menyeluruh di tubuh PT Pos Indonesia.
Di tengah gempuran digitalisasi dan menurunnya penggunaan jasa pos tradisional, ia menghadirkan arah baru.
Perusahaan pelat merah ini berhasil menggeser fokus bisnis dari layanan pos konvensional menjadi entitas logistik yang mampu mencetak laba.
“Empat tahun di BUMN seperti PT Pos sudah cukup. Setelah ini tantangannya lain lagi,” ungkap Rhenald Kasali, yang meraih gelar Doctor of Philosophy dari University of Illinois, Amerika Serikat.
Dengan dorongan inovasi, ia menghadirkan kemitraan dengan agen-agen lokal serta membenahi teknologi internal perusahaan.
Sebagian besar pegawai yang sebelumnya pasif di balik loket, kini didorong untuk lebih proaktif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Rhenald Kasali Menuju Kancah Internasional, Tinggalkan Zona Nyaman
Langkah Rhenald Kasali meninggalkan posisi strategis di PT Pos Indonesia bukan karena hambatan, melainkan kebutuhan untuk memberikan energi penuh terhadap proyek barunya yang bertaraf global.
Ia menyebut tengah menerima penugasan dalam bisnis internasional dengan skala besar dan posisi yang cukup strategis.
“Pekerjaan ini memerlukan konsentrasi tinggi,” ungkap Rhenald Kasali, menandakan tantangan kali ini tidak bisa dilakukan sambil mengemban jabatan lain.
Langkah ini juga mencerminkan karakter Rhenald Kasali yang selalu menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman.
Seperti yang ia sampaikan dalam banyak kesempatan di kanal YouTube miliknya, bahwa perubahan dan inovasi hanya bisa lahir dari keberanian menghadapi ketidakpastian.
Fenomena Akademisi FE UI Tinggalkan BUMN: Tanda Masalah Struktural?
Menariknya, Rhenald Kasali bukan satu-satunya akademisi dari Fakultas Ekonomi UI yang memutuskan meninggalkan jabatan di BUMN.
Sebelumnya, Chatib Basri mengundurkan diri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Bambang Brojonegoro mundur dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada tantangan struktural di tubuh BUMN yang membuat para akademisi sulit untuk mengoptimalkan perannya?
Atau justru para akademisi ini lebih di butuhkan di ranah yang lebih luas seperti globalisasi bisnis dan kebijakan internasional?
Meski begitu, jejaknya di PT Pos Indonesia tetap meninggalkan legacy.
Ia mendorong meritokrasi dalam manajemen, menekankan bahwa para eksekutif harus dipilih berdasarkan kompetensi dan prestasi, bukan senioritas atau asal-usul.
“Eksekutif harus bekerja dengan meritokrasi,” tegasnya.
Rhenald Kasali dan Jejak Kepemimpinan di Era Disrupsi
Namanya sudah lama identik dengan transformasi, disrupsi, dan kepemimpinan berbasis inovasi.
Dengan kepergiannya dari PT Pos Indonesia, kini ia membuka babak baru yang lebih menantang.
Dunia menanti kontribusinya di tingkat global, di mana keahliannya dalam reformasi kelembagaan, manajemen perubahan, dan strategi bisnis sangat relevan.
Jejaknya di PT Pos Indonesia adalah miniatur dari pendekatan kepemimpinan yang adaptif dan visioner. Ia datang saat perusahaan sedang goyah, dan pergi saat arah baru sudah terbentuk.
Melalui kanal digital dan berbagai kegiatan akademik serta bisnis, Kasali tetap menjadi suara penting dalam membentuk arah masa depan Indonesia di era globalisasi