Gedung Kementerian PANRB. Sebanyak 714 Dosen CPNS mengndurkan diri, penempatan wilayah diduga menjadi penyebab.Gedung Kementerian PANRB. Sebanyak 714 Dosen CPNS mengndurkan diri, penempatan wilayah diduga menjadi penyebab. Foto: Dok Kemenpan-RB

Ngenelo.net, News Update, – Fenomena pengunduran diri massal dari jajaran Dosen CPNS kembali menjadi sorotan publik setelah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Rini Widyantini, mengonfirmasi bahwa lebih dari 700 dosen yang baru saja lulus seleksi CPNS memilih untuk mengundurkan diri.

Pernyataan tersebut di sampaikan kepada awak media di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Jakarta, pada Selasa 15 April 2025.

“Sekitar 700 (yang mengundurkan diri),” ujar Rini.

Namun ia menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mendapatkan data final.

Dalam pernyataannya, Rini menekankan bahwa proses penempatan Dosen CPNS di berbagai instansi pemerintahan masih berlangsung dan menjadi salah satu faktor ketidakpastian angka pasti dari mereka yang benar-benar mundur.

Penempatan Wilayah Dosen CPNS Diduga Jadi Pemicu Pengunduran Diri Massal

Hingga berita ini di turunkan, di ketahui sebanyak 714 orang d ilaporkan mengundurkan diri dari formasi Dosen CPNS Kemendikti Saintek 2024.

Dari jumlah itu, 653 orang mundur secara resmi, sementara 61 lainnya di anggap mengundurkan diri karena tidak mengisi daftar riwayat hidup (DRH) sesuai jadwal.

Fenomena ini pun viral di media sosial dan mengundang perdebatan di kalangan warganet.

Rini menduga bahwa penempatan wilayah menjadi pemicu utama pengunduran diri para Dosen CPNS.

Banyak dari mereka tidak siap di tempatkan di daerah-daerah terpencil atau lokasi yang jauh dari pusat kota.

Sebagai aparatur sipil negara, kata Rini, setiap CPNS harus bersedia di tempatkan di mana saja sesuai kebutuhan negara.

Masalah ini memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara ekspektasi para pelamar CPNS dengan realitas tugas dan tanggung jawab sebagai ASN.

Hal ini membuka ruang evaluasi terhadap proses seleksi, sosialisasi informasi formasi, serta transparansi penempatan sejak awal proses pendaftaran.

Tanggapan Kemendikti Saintek dan Dampaknya bagi Pendidikan Tinggi

Kemendikti Saintek merespons cepat kasus pengunduran diri Dosen CPNS ini dengan melakukan koordinasi lintas kementerian.

Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar Mangihut Simatupang, menyatakan bahwa kementeriannya tengah melakukan rekap data untuk mengetahui sebaran lokasi yang paling banyak di tinggalkan oleh CPNS.

Ia menyebutkan bahwa sebagian besar pengunduran diri berasal dari formasi yang berada di wilayah timur Indonesia.

Selain karena jarak, beberapa dosen juga memilih mundur karena telah mendapatkan tawaran dari kampus swasta yang menawarkan fasilitas dan lokasi yang lebih sesuai dengan preferensi pribadi mereka.

Dampak dari pengunduran diri massal ini cukup besar bagi proses distribusi tenaga pengajar di lingkungan perguruan tinggi negeri.

Banyak kampus yang harusnya menerima tenaga baru kini menghadapi kekosongan formasi.

Ini tentu menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi di berbagai daerah.

Evaluasi dan Langkah Ke Depan dari Pemerintah

Menyikapi tingginya angka pengunduran diri Dosen CPNS, pemerintah melalui Kemenpan-RB dan BKN menyatakan akan mengevaluasi ulang sistem seleksi dan penempatan ASN, khususnya untuk formasi dosen.

Evaluasi ini di harapkan bisa memberikan solusi jangka panjang agar fenomena serupa tidak terulang pada rekrutmen CPNS tahun berikutnya.

Langkah-langkah yang tengah di siapkan antara lain adalah peningkatan sosialisasi informasi formasi sejak awal pendaftaran.

Selain itu, transparansi sistem penempatan berbasis preferensi lokasi, serta mekanisme redistribusi formasi yang ditinggalkan agar tidak terbuang sia-sia.

Dalam waktu dekat, Kemendikti Saintek juga akan membuka opsi pengisian ulang formasi dosen yang kosong. Yakni, dengan mekanisme cadangan atau rekrutmen terbatas.

Hal ini untuk menjamin bahwa kebutuhan SDM pendidikan tinggi tetap terpenuhi. Terutama di kampus-kampus baru atau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

NETWORK: Daftar Website

NetworK