NGENELO.NET, – Setelah sebelumnya Kabupaten Mukomuko di gemparkan oleh ancaman harimau sumatera yang memangsa hewan ternak dan bahkan menewaskan seorang warga, kini giliran Kabupaten Aceh Timur mengalami kejadian serupa.
Dalam dua pekan terakhir, tiga ekor sapi milik warga di mangsa oleh satwa liar yang di lindungi ini di tiga lokasi berbeda.
Di kutip dari laman antara, Sabtu 18 Januari 2025, Kapolres Aceh Timur AKBP Nova Suryandaru menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur; Desa Sahraja, Kecamatan Pante Bidari; serta Desa Alue Ie Itam, Kecamatan Indra Makmur.
“Lokasi sapi di mangsa harimau yakni di Desa Blang Nisam pada Kamis 16 Januari 2025, di Desa Sahraja pada Senin 13 Januari 2025, dan di Desa Alue Ie Itam pada Rabu 1 Januari 2025 lalu,” ungkap Nova pada Kamis, 17 Januari 2025.
Jejak Harimau Sumatera Ditemukan di Lokasi Kejadian
Berdasarkan penelusuran tim kepolisian, di temukan banyak jejak satwa liar jenis harimau di sekitar lokasi penemuan bangkai sapi.
Ketiga sapi yang di mangsa di ketahui mengalami luka-luka parah akibat di terkam sebelum akhirnya mati.
Sapi-sapi tersebut milik warga setempat, yaitu Zakaria (53) di Desa Blang Nisam, Taher Manik (61) di Desa Sahraja, dan Soddri di Desa Alue Ie Itam.
Nova Suryandaru menegaskan, “Kami menduga kuat bahwa harimau sumatera menjadi pelaku di balik kejadian ini berdasarkan jejak yang di temukan.”
Selain itu, Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melapor jika ada tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar tempat tinggal.
Edukasi dan Upaya Pencegahan
Untuk mencegah kejadian serupa, pihak kepolisian bekerja sama dengan instansi terkait memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan diri sekaligus melindungi satwa liar yang di lindungi undang-undang.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk menghindari aktivitas di area rawan dan tidak berkebun menjelang malam guna mengurangi risiko kontak langsung dengan harimau,” tambah Nova.
Ia juga meminta masyarakat tidak melakukan perburuan liar sebagai respons terhadap gangguan ini.
Harimau sumatera merupakan satwa yang terancam punah dan di lindungi secara hukum.
Setiap tindakan perburuan dapat dikenakan sanksi berat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keberadaan Harimau Sumatera Semakin Terdesak
Harimau sumatera adalah salah satu spesies harimau yang paling terancam punah di dunia.
Hilangnya habitat alami akibat deforestasi dan perburuan liar menjadi penyebab utama berkurangnya populasi harimau ini.
Konflik antara manusia dan harimau menjadi salah satu dampak dari berkurangnya ruang hidup satwa liar.
Untuk itu, upaya konservasi menjadi semakin penting di lakukan.
Penanaman kembali hutan, pengelolaan kawasan konservasi, serta penyuluhan kepada masyarakat sekitar habitat harimau.
Ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi konflik sekaligus menjaga kelestarian harimau sumatera.
Peran Aktif Masyarakat dan Pemerintah
Keberhasilan upaya konservasi tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan aktif dari masyarakat.
Dengan melaporkan keberadaan satwa liar dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, konflik dapat di minimalisasi.
Selain itu, pemerintah di harapkan dapat meningkatkan pengawasan di kawasan rawan konflik dan menyediakan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa harimau sumatera bukan ancaman, melainkan bagian penting dari ekosistem yang harus di jaga.
Melindungi mereka adalah tanggung jawab bersama demi keberlangsungan alam dan keseimbangan ekosistem.