Di sebuah rumah sederhana di Cimahi, sebuah penemuan menggemparkan publik dan memicu penyelidikan mendalam. Ibu dan anak, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), di temukan dalam keadaan tinggal kerangka di rumah mereka.Di sebuah rumah sederhana di Cimahi, sebuah penemuan menggemparkan publik dan memicu penyelidikan mendalam. Ibu dan anak, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), di temukan dalam keadaan tinggal kerangka di rumah mereka.

Di sebuah rumah sederhana di Cimahi, sebuah penemuan menggemparkan publik dan memicu penyelidikan mendalam. Ibu dan anak, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), di temukan dalam keadaan tinggal kerangka di rumah mereka.

Penemuan tersebut tidak hanya mencengangkan karena kondisi jenazah yang tinggal kerangka, tetapi juga karena adanya pesan-pesan terakhir yang tertulis di dinding rumah mereka.

Pesan-pesan ini menggambarkan penderitaan dan keputusasaan yang mereka alami menjelang akhir hidup mereka.

Penyelidikan yang di lakukan pihak kepolisian mengungkap bahwa tulisan-tulisan ini merupakan curahan hati yang mendalam dari kedua korban, yang kini menjadi bagian penting dalam mengungkap misteri kematian mereka.

Penemuan dan Identifikasi

Dikutip dari detik.com penemuan Iguh Indah Hayati dan Elia Imanuel Putra yang tinggal kerangka pertama kali di laporkan oleh tetangga mereka.

Identifikasi kerangka di lakukan dengan bantuan catatan kepolisian dan dokumen pribadi yang ada di rumah.

Menurut informasi dari kepolisian, tetangga terakhir kali melihat mereka sebelum pandemi Covid-19, yang berarti mereka mungkin telah meninggal beberapa tahun lalu.

Tampak di dinding rumah terdapat beberapa tulisan yang di duga curahan kedua korban sebelum meninggal.

Pesan-pesan Terakhir

Pesan-pesan yang di temukan di dinding rumah menambah lapisan dramatis pada kasus ini.

Pesan pertama di temukan di dinding oleh Iguh Indah, yang tampaknya merupakan permintaan terakhirnya.

Dalam pesan tersebut, Iguh Indah meminta agar rumah mereka di wakafkan menjadi masjid. Pesannya berbunyi:

“Aku minta rumah ini di wakafkan untuk masjid Tanimulya. Kalau MT (inisial suami Iguh, Red) tidak menyerahkan untuk didirikan masjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi masjid atas kematian saya.”

Pesan ini menunjukkan bahwa Iguh Indah memiliki keinginan kuat untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, bahkan setelah kematiannya.

Keinginan ini juga mungkin mencerminkan suatu bentuk kekecewaan atau ketidakpuasan terhadap pihak-pihak tertentu yang mungkin terlibat dalam pengelolaan rumah tersebut.

Di dinding lain, terdapat pesan dari Elia Imanuel Putra, anak Iguh Indah.

Pesan ini merupakan curahan hati tentang ketidakpuasan dan rasa sakit yang di rasakannya terkait pendidikan dan hubungan dengan ayahnya. Pesan tersebut berbunyi:

“Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna.”

Selain itu juga terdapat pesan Elia Imanuel Putra yang di berikan kotak di tujukan kepada MT yang berbunyi:

“Kalau buat janji jangan buat janji kalau ga bisa menepatin janji. Aku mau sekolah, katanyua mau biayai aku sekolah tapi semua itu dusta. Catatan akan kubawa sampai mati semua janji manismu!!!”

NETWORK: Daftar Website

NetworK