Illustrasi Keamanan siber IndonesiaIllustrasi Keamanan siber Indonesia

Keamanan siber Indonesia mengalami banyak kasus kejahatan siber (cybercrime).

Terakhir serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya.

Saat ini, berada di peringkat 5 ASEAN untuk keamanan siber.

Peristiwa ini menjadi sorotan media internasional dan menunjukkan masih lemahnya keamanan siber negara kita.

Di kutip ngenelo.net dari National Cyber Security Index (NCSI), Indonesia berada di peringkat ke-49 dari 176 negara dengan skor 63,64 poin.

Posisi ini menjadikan Indonesia peringkat 5 ASEAN, berada di bawah Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Walau begitu, indeks keamanan siber kita mengalami kenaikan signifikan sejak 2019.

Pada 2023, Indonesia naik dari peringkat 110 ke peringkat 46, dan per Agustus 2023 menduduki peringkat 49.

Serangan ransomware oleh hacker Brain Cipher menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk meningkatkan keamanan siber.

Khususnya dengan merekrut SDM yang kompeten dan berinvestasi besar di bidang pusat data.

Poin Penting Keamanan Siber Indonesia

Berikut beberapa poin penting pascainsiden serangan hacker di PDNS2 Surabaya:

  • Kedepan, negara kita masih perlu meningkatkan keamanan siber.
  • Indeks keamanan siber Indonesia mengalami kenaikan signifikan sejak 2019.
  • Serangan ransomware ke PDNS 2 Surabaya menjadi pengingat penting bagi pemerintah vitalnya keamanan siber.
  • Pemerintah perlu merekrut SDM keamanan siber yang kompeten serta berinvestasi besar di bidang pusat data.