NGENELO – Buah kebiul, yang juga di kenal sebagai Guilandina bonduc, grey nicker, nicker bean, demam nut, atau knicker nut, adalah tanaman yang telah lama di kenal di Bengkulu Selatan.
Namun, belakangan ini, penemuan menarik menunjukkan bahwa buah kebiul ini ternyata tidak hanya tumbuh di wilayah Bengkulu Selatan.
Beberapa warganet dari daerah Sumatera Selatan, terutama di Pagar Alam dan Lintang Empat Lawang, telah menyampaikan kepada tim ngenelo.net bahwa di daerah mereka juga terdapat tanaman buah kebiul.
Secara geografis, penemuan ini cukup masuk akal, mengingat Sumatera Selatan berbatasan dengan wilayah Bengkulu. Ini menunjukkan bahwa buah kebiul memiliki sebaran yang lebih luas daripada yang sebelumnya di kenal.
Sifat dan Ciri-Ciri
Buah kebiul adalah sejenis tumbuhan berbunga dalam suku senna, Caesalpinieae, yang memiliki sebaran pantropis.
Tanaman ini dapat tumbuh sebagai pemanjat dengan panjang mencapai 8 meter atau sebagai semak besar atau pohon semak kecil.
Batangnya di tutupi oleh duri-duri melengkung yang tak beraturan, sedangkan daunnya besar dan menyirip dua.
Buah kebiul memiliki biji yang berwarna abu-abu dan berukuran sekitar 2 cm.
Selain itu, bijinya di kenal sebagai nickernut dan cukup apung, memungkinkan penyebarannya oleh arus laut. Hal ini juga membuatnya di kenal sebagai “mutiara laut” ketika terdampar di pantai.
Manfaat Tanaman Buah Kebiul
Selain sebagai tanaman yang menarik secara botani, buah kebiul juga memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan tradisional.
Bintil-bintil pada akar tanaman mengandung bakteri simbiosis yang mengikat nitrogen, yang dapat di gunakan sebagai nutrisi oleh tanaman merambat dan juga bermanfaat bagi tanaman lain yang tumbuh di sekitarnya.
Bijinya memiliki sifat tonik dan antipiretik, dan kulit kayu serta daunnya telah di gunakan untuk menurunkan demam.
Minyak yang di ekstrak dari bijinya telah di gunakan dalam kosmetik dan untuk mengobati kotoran telinga.
Selain itu, budaya lokal juga mengaplikasikan tanaman ini dalam berbagai cara.
Orang Tonga, misalnya, menggunakan biji yang keras dari Guilandina bonduc (talatala ‘amoa) untuk membuat lei atau memainkannya seperti kelereng. Daun dan batangnya yang runcing digunakan untuk jerat kelelawar buah.
Penemuan bahwa buah kebiul tumbuh di Sumatera Selatan juga mengingatkan kita tentang keragaman alam Indonesia dan pentingnya menjaga dan memahami flora dan fauna lokal kita dengan lebih baik.
Bagamaina di daerah kalian, apakah juga terdapat tanaman yang di kenal ajaib tapi langka ini?
Dapatkan Artikel Lainnya diGoogle News