NGENELO.NET, – 2 Negara Melarang Masjid Karena Dulunya Komunis, Sekarang Islam Mayoritas. Kondisi negara pecahan Uni Soviet saat ini, jauh berbeda di banding saat masih di bawah kekuasaan komunis.
Negara Tajikistan kini dengan kondisi Islam menjadi agama mayoritas.
Padahal dulunya, Islam seperti di telan bumi, negara melarang pembangunan masjid, hingga menjalankan kegiatan keagamaan lainnya.
Saat itu, penguasa Soviet melarang umat Islam di Tajikistan beribadah. Umat Islam yang ketahuan menunaikan ibadah shalat atau ibadah haji pasti akan dijatuhi hukuman berat.
Di awal tahun 1960-an, Rezim Khrushchev menggulirkan propaganda anti-Islam.
Bahkan, pada era 1970-an hingga 1980-an, pemimpin Kremlin secara terang-terangan menyatakan perang terhadap agama, termasuk Islam.
Islam Bangkit
Salah seorang warga kota Dushanbe, Marhabo (25 tahun) dengan penuh gembira berujar, “Kami adalah Muslim.
Sekarang tak ada lagi pembatasan (menjalankan ibadah -red). Dulu di kota ini tak boleh ada Masjid. Sekarang, masjid sudah banyak,” ujarnya penuh gembira dikutip rakyatbengkulu.com.
Kini, mayoritas penduduk negara Tajikistan adalah penganut agama Islam. Sekitar 85 persen dari 6 juta penduduk negeri itu adalah Muslim Sunni.
Orang-orang Tajik pun, sekarang sudah berani memberi nama anak-anak mereka dengan nama-nama Islami.
Kebangkitan Islam di wilayah Tajikistan belum di iringi dengan geliat perekonomian.
Menurut Prof Khojamakhmad Umarov, seorang guru besar pada Institute of Economic Studies, pendapatan separuh populasi negara itu per harinya masih kurang dari dua dolar AS.
Setelah revolusi Oktober 1917, muslim pribumi di negara Tajikistan berusaha untuk mencapai status kenegaraan di kota Quqon.
Tapi sayang, upaya ini harus rusak usai invasi Rusia Soviet.
Karena pengepungan Tentara Merah di tahun 1919, cukup banyak korban berjatuhan terutama warga sipil. Tujuan mereka invasi adalah membentuk Republik Sosialis Soviet Tajik.
Upaya ini dilakukan untuk membuat masyarakat sosialis di negara kecil Asia Tengah.
Namun, ketika keruntuhan Uni Soviet, hal ini membuka peluang komunis di Tajikistan untuk naik ke puncak kekuasaan.
Usai melakukan penindasan pada lawan politiknya, terjadi perang saudara yang berlangsung 5 tahun dan membunuh puluhan ribu.
Tercatat, Uni Soviet yang saat itu masih eksis sering menyebarkan pengaruh ke negara-negara yang lain. Namun, hal tersebut dalam perkembangannya berangsur-angsur pudar setelah keruntuhannya.
Bisa Berhaji
Berseminya kembali ajaran Islam di tandai dengan tampilnya pemuka agama sebagai sosok penting di tengah masyarakat.
Partai politik Islam pun tak lagi dilarang. Sebuah kondisi yang sungguh jauh berbeda, ketika negeri itu berada dalam kungkungan Uni Soviet.
Ketika Soviet masih jaya, masyarakat Muslim di negeri itu nyaris tak bisa menunaikan ibadah dengan baik.
Seperti halnya umat Islam di Tanah Air, kaum Muslim di negara yang terletak di Asia Tengah itu juga menunaikan Ibadah Haji ke Makkah.
Larangan itu tak menyurutkan Muslim Tajik untuk beribadah, meski harus secara sembunyi-sembunyi.
Salah seorang pria Tajik yang sudah udzur menceritakan, sepuluh tahun silam menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci begitu sulit.
Untuk sampai ke Makkah, ia mengaku harus menempuh jalur darat dengan bus menuju Irak. “Sebelum George Bush menghancurkan kota itu.”
Jangankan untuk naik haji, untuk shalat pun warga Muslim negara Tajikistan tak bisa sembarangan.
Seorang pria bernama Akbar masih mengenang betapa sulitnya menunaikan shalat di masa kekuasaan Soviet.
Saat berusia 30 tahun, Akbar sempat tertangkap basah sedang shalat oleh tentara Soviet. Ia pun langsung melarikan diri.
”Semua orang melihat saya,” kata Akbar. ”Rasanya saya seperti seorang kriminal.”Kebangkitan Islam mulai bergulir pada tahun 1991, setelah rakyat Negeri Tajik meraih kemerdekaan.
Sayangnya, harapan untuk bisa merasakan kebebasan menjalankan ibadah sempat terhambat perang saudara.
Sejak 2006, negara yang menganut paham sekuler itu mulai di perbolehkan sekolah-sekolah mengajarkan mata pelajaran sejarah Islam.
Afganistan
Negara kedua adalah Afghanistan.
Negara yang berbatasan langsung dengan Pakistan di timur dan selatan, Iran di barat, Turkmenistan di barat laut, dan Tajikistan di timur laut ini, memiliki sejarah panjang dalam urusan perang.
Dalam sejarahnya, Afghanistan pernah menjadi negara komunis usai di pimpin oleh rezim pro Uni Soviet.
Menyadur laman Communist Crimes, mereka tidak tersentuh oleh Perang Dunia II.
Tapi sayang, konflik internal terjadi karena perpecahan suku serta campur tangan asing.
Akhirnya, kudeta sayap kiri tahun 1978 terjadi dan memicu rezim komunis yang setia Uni Soviet. Kemudian, kudeta komunis terjadi di sana yang di pimpin Nur Mohammad Taraki.
Tidak sendiri, dia menunjuk Babrak Karmal sebagai Wakil Perdana Menteri. Hingga akhirnya, mereka memproklamirkan pemerintahan baru dan mengklaim bebas dari genggaman Soviet.
Berbagai konflik terjadi di sana, tapi sekarang Afghanistan di kenal sebagai negara mayoritas muslim. Negara ini juga di kuasai oleh Taliban untuk menjalankan pemerintahan.
Demikian ulasan mengenai 2 negara melarang masjid yang sempat menimpa negara Tajikistan dan Afganistan