Penularan Hepatitis B Lewat Persalinan Jadi Ancaman Serius di Indonesia
Jakarta, Ngenelo.net, – Penularan hepatitis B menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian penyakit menular di Indonesia. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, sebanyak 6,7 juta penduduk telah terinfeksi hepatitis B. Ironisnya, mayoritas penularan terjadi sejak bayi lahir, terutama dari ibu ke anak saat proses persalinan.
Melansir laman healtdetik, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Ina Agustina Isturini, MKM, menegaskan bahwa hepatitis B masih menjadi masalah kesehatan serius.
“Hepatitis ini merupakan peradangan hati akibat berbagai faktor, termasuk virus, obat-obatan, alkohol, dan kondisi medis tertentu,” ujarnya dalam temu media Hari Hepatitis Sedunia, Rabu 23 Juli 2025.
Penularan Hepatitis B Lewat Persalinan Perlu Diwaspadai
Sementara, Komite Ahli Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI, Prof David H Muljono, menyebutkan bahwa penularan hepatitis B di Indonesia umumnya terjadi dari ibu ke anak saat lahir. Ia menjelaskan bahwa virus hepatitis B memiliki materi genetik berupa DNA yang sangat mudah menyerang tubuh bayi selama proses persalinan.
“Dari aspek virologi, virus DNA ini bisa di tularkan dari ibu hamil ke bayi melalui tali pusat. Setelah masuk ke dalam hati, virus akan mencari inti sel hati dan bisa menetap di sana, bahkan menyatu dengan DNA kita,” jelas Prof David.
Penularan ini menjadi penyebab utama infeksi kronik sejak dini. Dalam jangka panjang, infeksi ini bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati jenis karsinoma hepatoseluler (HCC), yang bahkan dapat muncul di usia muda.
Rendahnya Diagnosis dan Pengobatan di Indonesia
Meskipun jumlah pengidap cukup tinggi, tingkat diagnosis dan pengobatan hepatitis B di Indonesia masih rendah. Dari total kasus global sebanyak 254 juta penderita hepatitis B kronik, hanya 13 persen yang terdiagnosis dan 3 persen yang menerima pengobatan.
Sementara, di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terdapat sekitar 61,4 juta pengidap hepatitis B. Dengan 266 ribu infeksi baru dan 218 ribu kematian per tahun. “Hepatitis B menjadi penyebab utama sirosis dan kanker hati di banyak wilayah, termasuk Indonesia, Asia Selatan, dan Afrika bagian selatan,” tambah Prof David.
Cara Penularan Hepatitis B yang Perlu Diketahui Publik
Selain melalui persalinan, penularan hepatitis B juga bisa terjadi lewat hubungan seksual yang tidak aman, transfusi darah, berbagi jarum suntik, serta penggunaan alat medis yang tidak steril. Namun, transmisi vertikal (dari ibu ke anak saat lahir) di sebut sebagai jalur penularan paling signifikan di Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan skrining hepatitis B sejak dini. Deteksi dini memungkinkan tindakan medis. Seperti pemberian vaksin dan imunoglobulin kepada bayi dalam waktu 12 jam setelah kelahiran untuk mencegah infeksi.
Upaya Pemerintah dalam Mencegah Penularan Hepatitis B
Kementerian Kesehatan RI terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat program imunisasi. Vaksin hepatitis B di berikan secara gratis di fasilitas kesehatan, terutama pada bayi baru lahir.
Dengan meningkatnya kesadaran dan intervensi dini, di harapkan jumlah penularan hepatitis B di Indonesia dapat di tekan secara signifikan. Pemerintah juga mendorong integrasi data nasional agar penanganan kasus lebih terkoordinasi dan tepat sasaran.
Penularan hepatitis B di Indonesia, terutama melalui proses persalinan, menjadi alarm bagi dunia kesehatan. Tanpa intervensi yang tepat, jutaan bayi berpotensi membawa virus seumur hidup. Deteksi dini, edukasi, dan vaksinasi adalah kunci utama untuk mengakhiri ancaman ini.