Kesehatan, Ngenelo.net, – Insufisiensi vena kronis kini menjadi perhatian publik setelah Presiden AS Donald Trump terlihat mengalami pembengkakan di kaki dan memar di tangan.
Kondisi itu menimbulkan berbagai spekulasi di media sosial hingga akhirnya Gedung Putih mengumumkan hasil pemeriksaan medis secara resmi.
Semantara di lansir dari laman BBC, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa Trump telah menjalani pemeriksaan vaskular menyeluruh.
Hasilnya menunjukkan bahwa Trump mengidap insufisiensi vena kronis, yakni kondisi ketika pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah kembali ke jantung dengan baik.
Hal ini menyebabkan darah berkumpul di area kaki bagian bawah dan menimbulkan pembengkakan.
“Memar di tangan Presiden adalah dampak dari kerusakan jaringan karena seringnya berjabat tangan, di tambah efek dari konsumsi aspirin,” jelas Leavitt di kuti dari lama BBC.
Aspirin sendiri merupakan bagian dari pencegahan standar penyakit kardiovaskular yang umum di gunakan pada lansia.
Penjelasan Medis Lengkap Terkait Insufisiensi Vena Kronis yang Dialami Trump
Insufisiensi vena kronis memang bukan penyakit baru, terutama pada usia lanjut.
Trump, yang kini berusia 79 tahun, di ketahui masih aktif menjalankan tugas sebagai Presiden dan sering mengklaim dirinya dalam kondisi prima.
Namun kondisi ini memperjelas bahwa usia tetap membawa risiko kesehatan tertentu.
Menurut Dr. Meryl Logan, asisten profesor bedah vaskular dari Universitas Texas di Austin, insufisiensi vena kronis terjadi ketika katup vena tidak dapat menahan aliran balik darah.
“Darah dari kaki seharusnya mengalir ke atas melawan gravitasi. Jika katup melemah, darah kembali ke bawah dan menyebabkan pembengkakan,” ujar Logan.
Trump bukan satu-satunya yang mengalami hal ini. “Sekitar 10 sampai 35% lansia akan mengalami insufisiensi vena kronis,” tambah Dr. Matthew Edwards, ketua Departemen Bedah Vaskular di Universitas Wake Forest.
Ia juga menjelaskan bahwa faktor risiko lainnya meliputi kelebihan berat badan, riwayat pembekuan darah, dan kebiasaan berdiri terlalu lama.
Kondisi Trump Tidak Mengarah ke Penyakit Serius, Kata Dokter Gedung Putih
Dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, menegaskan bahwa insufisiensi vena kronis yang dialami Trump bersifat jinak dan umum.
Hasil pemeriksaan juga tidak menunjukkan adanya trombosis vena dalam, gagal jantung, penyakit ginjal, maupun penyakit sistemik lainnya.
“Secara keseluruhan, Presiden dalam kondisi kesehatan yang sangat baik,” tulis Barbabella dalam catatannya.
Meski demikian, pembengkakan di kaki Trump sempat menjadi bahan spekulasi tajam ketika fotonya viral di media.
Beberapa gambar menunjukkan kakinya tampak bengkak saat menghadiri Final Piala Dunia Antarklub FIFA pada 13 Juli.
Tidak hanya itu, tangan Trump juga tampak memar saat bertemu dengan Perdana Menteri Bahrain dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Publik pun mempertanyakan apakah sang presiden tengah menyembunyikan kondisi kesehatan serius.
Namun penjelasan medis membantah hal tersebut.
Memar di tangan, menurut para dokter, lebih di sebabkan oleh interaksi fisik yang intens dan konsumsi aspirin yang memperbesar kemungkinan kulit mudah memar.
Usia Lanjut dan Aspirin Jadi Penyebab Memar Tangan Trump
Insufisiensi vena kronis, seperti di jelaskan, hanya memengaruhi bagian bawah tubuh dan tidak ada kaitannya langsung dengan memar di tangan.
Dr. Edwards menegaskan bahwa memar itu bisa muncul pada siapa saja yang mengonsumsi aspirin atau obat pengencer darah lainnya, terutama di usia lanjut.
“Kita semua lebih rentan mengalami memar seiring bertambahnya usia, dan Anda sering melihatnya pada orang yang mengonsumsi aspirin dan obat pengencer darah lainnya,” jelas Edwards.
Ia juga menambahkan bahwa berjabat tangan dengan keras bisa memicu memar jika di lakukan terus menerus.
Dalam dunia politik, terutama di kampanye atau pertemuan bilateral, berjabat tangan merupakan kegiatan yang sangat sering di lakukan.
Hal ini menjelaskan kenapa area tangan menjadi titik yang rawan mengalami trauma ringan seperti memar.
Trump Masih Dalam Kondisi Prima, Tapi Usia Jadi Faktor Risiko
Kondisi Trump yang di sebut “sangat baik” oleh dokter Gedung Putih tentu memberi kelegaan, namun tetap menunjukkan bahwa usia adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan.
Insufisiensi vena kronis memang tidak mematikan, tapi bisa menjadi tidak nyaman jika tidak di tangani dengan benar.
Salah satu langkah perawatan adalah menggunakan stoking kompresi medis untuk membantu sirkulasi darah.
Dr. Logan menyarankan pasien lansia dengan kondisi serupa untuk juga mengangkat kaki mereka saat tidur dan menjaga berat badan ideal.
“Saya menyarankan pasien saya untuk menggunakan losion krim di seluruh kaki dan tungkai mereka setiap hari. Serta menjaga faktor risiko lainnya seperti obesitas,” ujarnya.
Dengan diagnosis yang jelas dan perawatan yang sesuai, insufisiensi vena kronis dapat di kontrol dengan baik.
Meski usia bukan bisa di cegah, gaya hidup dan pengawasan medis tetap menjadi kunci menjaga kualitas hidup.