6 Perusahaan Terkenal Bangkrut di Indonesia, Salah Satunya Punya Orang Bengkulu
NGENELO.NET, – Meskipun banyak perusahaan besar dan terkenal di Indonesia yang sempat meraih kesuksesan luar biasa, kenyataannya tak sedikit yang akhirnya terpuruk dan bangkrut.
Beberapa perusahaan yang dulunya begitu di kenal oleh masyarakat Indonesia kini harus menghadapi kenyataan pahit akibat sejumlah factor.
Termasuk utang yang menumpuk dan kegagalan dalam beradaptasi dengan perubahan pasar.
Perusahaan Terkenal Bangkrut di Indonesia
Penting untuk memahami alasan dibalik kebangkrutan ini.
Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa perusahaan yang sempat berjaya namun akhirnya bangkrut di Indonesia.
Berikut adalah enam perusahaan terkenal yang mengalami kebangkrutan:
1. PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)
Sariwangi, merek teh yang terkenal dengan produk teh celupnya, berdiri sejak 1973.
Namun, pada tahun 2018, perusahaan ini di nyatakan bangkrut setelah gagal melunasi utang kepada Bank ICBC Indonesia yang mencapai sekitar Rp 316 miliar.
Meskipun merek Sariwangi masih di pegang oleh Unilever, perusahaan ini harus gulung tikar.
2. Nyonya Meneer
Nyonya Meneer, produsen jamu terkenal di Indonesia, harus menutup operasionalnya pada 2017.
Penyebab kebangkrutan ini beragam, mulai dari perselisihan internal keluarga penerus perusahaan hingga masalah utang yang menggunung.
Terlebih lagi, kurangnya inovasi di produk-produk jamu membuat Nyonya Meneer semakin tertinggal di pasar.
3. 7-Eleven (Sevel)
Convenience store 7-Eleven, yang populer di kalangan anak muda Jakarta pada era 2010-an, harus menutup seluruh gerainya pada 2017.
Penyebab kebangkrutan ini adalah tingginya biaya operasional yang tidak bisa lagi di tanggung oleh perusahaan, terutama dalam menghadapi persaingan ketat dengan convenience store lainnya.
4. Kodak
Perusahaan asal Amerika Serikat, Kodak, yang di kenal dengan produk-produk fotografi analog, di nyatakan bangkrut pada 2012.
Keputusan Kodak untuk tidak segera beralih ke teknologi digital, serta ketatnya persaingan dengan produk-produk digital, membuat mereka kehilangan pangsa pasar dan akhirnya terpaksa berhenti beroperasi.
5. Tupperware
Tupperware, merek produk peralatan rumah tangga yang sangat terkenal, juga mengalami kebangkrutan setelah model bisnis Multi-Level Marketing (MLM) yang mereka terapkan semakin tidak relevan.
Dengan harga yang tinggi dan pemasaran yang kurang efektif, produk Tupperware pun mulai tersaingi oleh produk-produk yang lebih terjangkau secara online.
6. JD.ID
JD.ID, anak usaha JD.com dari China, menutup operasionalnya di Indonesia pada 31 Maret 2023.
Persaingan yang sangat ketat di industri e-commerce dengan pemain besar seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak membuat JD.ID kesulitan bertahan.
Meskipun di dirikan oleh pengusaha Maya Miranda Ambarsari, JD.ID gagal meraih posisi yang kuat di pasar Indonesia.
Sementara Maya Miranda Ambarsari lahir pada 9 Juli 1973 dan memiliki darah Maluku dari pihak ibu.
Sejak kecil, ia tinggal di Bengkulu. Namun, saat memasuki usia remaja, tepatnya ketika duduk di bangku kelas tiga SMP, ia pindah ke Jakarta mengikuti ayahnya yang di pindahtugaskan.
Maya juga sempat menetap di Australia dalam beberapa waktu.
Sejak muda, Maya sudah menunjukkan minat yang besar dalam dunia bisnis.
Ia di kenal sebagai woman trainer dan pemilik sejumlah perusahaan.
Selain itu, Maya juga di kenal sebagai seorang socialpreneur yang aktif tampil dalam berbagai acara.
Sebab itu, namanya sangat di kenal di Bengkulu hingga saat ini.
Maya menikah dengan pengusaha Andreas Reza Nazaruddin, pemilik kapal PT Batamec Shipyard, tambang emas, dan pabrik pengolahan minyak.
Penyebab Perusahaan Terkenal Bangkrut di Indonesia
Beberapa faktor utama yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan besar di Indonesia adalah utang yang menumpuk, kurangnya inovasi dalam produk dan layanan, serta ketatnya persaingan bisnis.
Perusahaan-perusahaan yang gagal beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen cenderung tidak mampu bertahan lama.
Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan kemampuan beradaptasi sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup sebuah bisnis.
Meskipun pernah berjaya dan di kenal luas, sejumlah perusahaan besar ini akhirnya terpaksa bangkrut di Indonesia.
Dari Sariwangi hingga JD.ID, kebangkrutan mereka menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan lainnya untuk terus berinovasi dan meminimalkan risiko yang dapat menyebabkan kegagalan.