Air Terjun Temam, sebuah destinasi wisata yang dulunya menjadi primadona di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, kini mulai meredup pamornya.
Tempat ini menyuguhkan pemandangan air terjun yang menakjubkan dengan bentuk menyerupai tirai yang sering di sebut sebagai “Niagara mini” Indonesia.
Namun, meskipun pesonanya tak berubah, jumlah pengunjung yang datang ke tempat ini semakin menurun.
Menyusutnya Animo Pengunjung Setelah Pandemi
Deni Umbara, Manajer PT Linggau Bisa, mengungkapkan bahwa dulu Air Terjun Temam selalu ramai di kunjungi, terutama saat hari libur nasional.
Namun, sejak pandemi Covid-19, animo masyarakat untuk berkunjung ke tempat ini menurun drastis.
Pandemi memaksa masyarakat untuk tetap berada di rumah, yang berdampak besar pada perkembangan sektor pariwisata di Lubuklinggau.
“Dulu, sekitar 500 lebih orang bisa datang dalam satu hari saat libur nasional. Tetapi, setelah pandemi, jumlah pengunjung menurun drastis, dan bahkan setelah pandemi berakhir, pengunjung tidak seramai sebelumnya,” ungkap Deni dikutip dari detik.com.
Tantangan Baru: Persaingan dan Musim Kemarau
Selain dampak pandemi, persaingan dengan destinasi wisata baru di Lubuklinggau juga menjadi tantangan bagi Air Terjun Temam.
Waterboom dan wahana hiburan baru yang bermunculan di kota ini membuat Air Terjun Temam kalah bersaing.
Di tambah lagi, musim kemarau yang menyebabkan debit air menurun membuat daya tarik air terjun ini berkurang.
“Debit air menurun karena musim kemarau, yang menyebabkan pengunjung menjadi kurang tertarik untuk datang. Ditambah lagi dengan adanya tempat wisata baru, Air Terjun Temam jadi kalah saing,” kata Deni.
Harapan untuk Kebangkitan Air Terjun Temam
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Deni tetap optimis bahwa Air Terjun Temam bisa kembali menjadi tujuan wisata unggulan di Lubuklinggau.
Ia berharap agar Pemerintah Kota Lubuklinggau dapat membantu dalam proses renovasi dan pengembangan fasilitas di tempat ini.
Lebih lanjut Deni, Kami membutuhkan dana untuk renovasi penuh dan menambah spot wisata baru. Mudah-mudahan dengan bantuan dari Pemkot, Air Terjun Temam bisa kembali bangkit dan menarik minat pengunjung seperti dulu.
Perluasan Fasilitas dan Penambahan Spot Wisata
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, Deni berencana melakukan berbagai pengembangan di Air Terjun Temam.
Penambahan fasilitas seperti spot selfie dan renovasi waterboom di harapkan dapat meningkatkan daya tarik tempat ini.
Dengan demikian, wisatawan yang datang tidak hanya bisa menikmati keindahan air terjun, tetapi juga berbagai fasilitas tambahan yang membuat pengalaman mereka semakin berkesan.
Menyusuri Sejarah dan Pesona Alami Air Terjun Temam
Air Terjun Temam tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sejarah yang panjang.
Wisata ini pertama kali di berdayakan oleh masyarakat karang taruna pada tahun 1997 dan kemudian di ambil alih oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau pada tahun 2013.
Sejak saat itu, berbagai pembangunan telah di lakukan, termasuk pembuatan jembatan gantung dan wahana waterboom pada tahun 2016.
Meski menghadapi tantangan, keunikan dan keindahan Air Terjun Temam tetap menjadi daya tarik yang tak bisa di abaikan.
Dengan lokasinya yang hanya berjarak 15-20 menit dari pusat kota, tempat ini masih menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin menikmati pesona alam tanpa harus bepergian jauh.
Masa Depan Air Terjun Temam
Deni menutup harapannya dengan optimisme bahwa Air Terjun Temam akan terus berkembang dan menjadi ikon wisata di Lubuklinggau.
Meski persaingan semakin ketat, ia yakin bahwa dengan perbaikan dan inovasi, tempat ini akan kembali menjadi primadona.
“Harapan saya, Air Terjun Temam bisa terus berkembang dan tetap menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Lubuklinggau. Animo masyarakat untuk berkunjung ke sini masih ada, dan dengan upaya yang tepat, saya yakin tempat ini bisa kembali ramai,” pungkas Deni.
Dengan potensi yang masih sangat besar, Air Terjun Temam menunggu sentuhan tangan-tangan kreatif untuk mengembalikan kejayaannya.
Sebuah destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sejarah dan nilai-nilai budaya yang tak ternilai.