Sejumlah remaja menari saat ritual siraman Air Terjun Sedudo di Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu 20 Juli 2024. foto: antaraSejumlah remaja menari saat ritual siraman Air Terjun Sedudo di Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu 20 Juli 2024. foto: antara

Setiap tahun, tepat saat bulan Suro dalam penanggalan Jawa, masyarakat di Nganjuk, Jawa Timur, mengadakan ritual siraman di Air Terjun Sedudo. Di gelar pada Sabtu 20 Juli 2024, ritual yang telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Majapahit ini bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga memiliki makna mendalam sebagai upaya untuk menolak bala dan simbol pembersihan diri.

Asal Usul dan Makna Ritual

Air Terjun Sedudo telah lama di anggap sebagai tempat suci yang memiliki kekuatan spiritual bagi masyarakat setempat.

Di kisahkan bahwa sejak zaman Majapahit, para raja dan bangsawan sering kali melakukan ritual siraman di tempat ini untuk membersihkan diri dari energi negatif dan memohon keselamatan dari segala bencana yang mengancam.

Prosesi Ritual

Pada hari yang di tentukan, para peserta ritual, yang umumnya terdiri dari pemuda dan pemudi desa, berkumpul di sekitar Air Terjun Sedudo. Mereka membawa wadah-wadah untuk menampung air dari air terjun. Ini di anggap memiliki kekuatan magis untuk menyucikan jiwa dan raga.

Setelah mempersiapkan diri secara spiritual, para peserta kemudian mulai memasuki air terjun secara berkelompok. Dalam prosesi ini, mereka melakukan serangkaian gerakan dan doa-doa yang di turunkan secara turun-temurun.

Percikan air yang jatuh ke tubuh mereka di anggap mampu menghilangkan kesialan dan menjaga kesehatan serta keberuntungan.

Kontinuitas dan Relevansi

Meskipun zaman berganti dan peradaban berubah, tradisi siraman Air Terjun Sedudo tetap di jaga dengan penuh kekaguman. Hal ini menjadi bukti betapa kuatnya nilai-nilai budaya lokal yang masih relevan hingga kini.