Pernikahan sering kali di anggap sebagai awal dari perjalanan kebahagiaan bersama, tetapi bagaimana dengan perayaan perceraian?
Sebuah kisah unik datang dari Lampung, di mana seorang pria bernama Rian memutuskan untuk merayakan perpisahannya dengan gaya yang tidak lazim, seperti sebuah pesta pernikahan!
Rian, seorang warga Lampung yang baru-baru ini mengalami perceraian, membuat keputusan untuk mengadakan acara perpisahannya dengan nuansa yang meriah.
Dia menyewa panggung hiburan dan mendekorasi tempat acara dengan karangan bunga yang serupa dengan resepsi pernikahan tradisional.
Keputusan Rian ini memang menjadi sorotan, terutama setelah dia membagikan undangan melalui akun Instagram pribadinya dengan tulisan yang mengejutkan: “DIVORCE CELEBRATION. Kami yang berbahagia, keluarga besar Bapak Mujio dan Ibu Kusmini.”
Undangan ini tidak hanya mengundang perhatian tetapi juga mendapat berbagai tanggapan dari netizen yang penasaran.
Acara perayaan perceraian ini, yang di adakan dengan gaya pesta pernikahan, berhasil mencuri perhatian publik.
Banyak tamu undangan yang hadir untuk memberikan dukungan dan ucapan selamat kepada Rian atas keputusannya.
Beberapa bahkan membawa karangan bunga dengan ucapan yang tidak biasa: “Selamat Bercerai.”
Perayaan ini berlangsung sepanjang hari, di mulai dari pagi hingga sore.
Peraturan untuk Tamu Undangan Pesta Perceraian
Rian juga menetapkan beberapa aturan dalam undangan yang dia sebarkan, termasuk larangan bagi tamu untuk memberikan amplop berisi uang.
“Peraturan: Di larang memberi amplop. Tidak ada aturan berpakaian khusus. Acara pribadi, hanya untuk tamu undangan,” demikian tertulis dalam undangan yang di bagikan kepada tamu.
Meskipun terdengar tidak lazim, keputusan Rian untuk merayakan perpisahannya dengan gaya ini mengajarkan kita sesuatu tentang kehidupan dan harapan.
Mungkin ini adalah cara Rian untuk menghadapi situasi sulit dengan sikap yang optimis dan berbeda.
Sebagian netizen menanggapi dengan positif terhadap perayaan tersebut, menganggapnya sebagai inovasi yang menarik untuk mengubah pandangan tentang perceraian.
Mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk merayakan akhir dari satu bab dan awal dari bab baru dalam hidup Rian.
Namun, tidak semua orang setuju dengan pendekatan ini.
Beberapa menilai bahwa perayaan semacam ini mungkin tidak sensitif terhadap kesedihan dan perasaan yang mungkin di rasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam perceraian, terutama keluarga dan teman-teman dekat.
Pada akhirnya, perayaan ini mengundang kita untuk merenung tentang kompleksitas hubungan manusia dan bagaimana masing-masing dari kita menghadapi perubahan hidup.
Meskipun tradisi sering kali menetapkan norma, Rian memilih untuk membuat perayaan yang mencerminkan perjalanan pribadinya dengan cara yang unik dan tidak konvensional.
Ini juga mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu tergantung pada bentuk atau tradisi yang ada.
Setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi cobaan hidup mereka, dan Rian memilih untuk melakukannya dengan cara yang memperkuat rasa syukur dan optimisme atas masa depannya.
Jadi, bagaimana pendapat Anda tentang perayaan perceraian ala pesta pernikahan ini? Silakan tinggalkan pesan sobat.ngenelo.net di kolom komentar di bawah!