Pasangan suami istri Wang Mingqing dan Liu Dengying menunjukkan keteguhan hati mereka dalam pencarian putri yang hilang, Qifeng.Pasangan suami istri Wang Mingqing dan Liu Dengying menunjukkan keteguhan hati mereka dalam pencarian putri yang hilang, Qifeng.

Kisah kasih sayang tanpa batas orang tua terhadap anaknya sering kali menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Di China, pasangan suami istri Wang Mingqing dan Liu Dengying telah menunjukkan keteguhan hati mereka yang luar biasa dalam pencarian putri yang hilang, Qifeng.

Di laporkan StraitsTimes, pada waktu hilang Qifeng berusia 3 tahun.

Sebuah perjalanan panjang yang berlangsung selama 24 tahun, penuh dengan harapan, kesulitan, dan akhirnya, kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Kronologi Hilangnya Putri Wang

Di lansir dari CBSNews, peristiwa menyedihkan ini terjadi pada 8 Januari 1994.

Nasib tragis menghantam keluarga Wang.

Saat itu, Wang Mingqing, yang mengelola kios buah di Chengdu, terlibat dalam kesibukan menjalankan usahanya.

Namun, sebuah momen kecil yang tak terduga—kehabisan uang kembalian—membawa dampak besar.

Wang harus meninggalkan kiosnya untuk menukar uang di kios tetangga.

Namun, saat ia kembali, putri mereka, Qifeng, yang baru berusia 3 tahun, sudah menghilang tanpa jejak.

Pencarian Putri yang Hilang

Kejadian tragis itu memaksa Wang dan Liu untuk tidak pernah meninggalkan Chengdu sejak saat itu.

Mereka tidak pernah berhenti mencari jejak putri mereka yang hilang.

Upaya pencarian mereka mencakup segala cara yang mereka bisa: iklan di surat kabar, permohonan online, dan menyisir setiap sudut kota dan tempat penampungan di sekitarnya.

Meskipun pernah merasakan keputusasaan, harapan untuk bertemu kembali dengan Qifeng tetap menjadi pendorong utama mereka.

Sopir Transportasi Online

Pada tahun 2015, Wang mengambil keputusan yang luar biasa dengan menjadi sopir di Didi Chuxing, perusahaan transportasi online terbesar di China.

Setiap penumpang yang ia angkut mendapatkan kartu nama dan selebaran tentang putrinya yang hilang.

Bahkan, mobilnya di lengkapi dengan tanda besar yang memohon bantuan dari masyarakat.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan visibilitas pencarian Qifeng, tetapi juga menggugah simpati luas dari media lokal dan nasional serta dukungan dari masyarakat.

Seni Forensik Menyingsingkan Harapan

Puncak dari pencarian yang panjang ini terjadi pada awal tahun 2018 ketika seorang seniman forensik, Lin Yuhui, menyimak liputan tentang kasus ini dan dengan sukarela memutuskan untuk membantu.

Meskipun tidak ada foto Qifeng saat masih balita, Lin menggunakan foto anak perempuan lain dari keluarga Wang untuk membuat sketsa wajah Qifeng saat dewasa.

Tes DNA Karena Mirip Sketsa

Sketsa ini tersebar luas dan akhirnya di lihat oleh seorang wanita bernama Kang Ying.

Kang Ying, yang di temukan sebagai anak kecil di pinggir jalan di Chengdu, terkejut melihat betapa miripnya sketsa tersebut dengan dirinya sendiri.

Terdorong oleh kemiripan itu, ia menjalani tes DNA yang mengkonfirmasi bahwa ia adalah Qifeng yang hilang dari keluarga Wang.

Akhir Pencarian Putri yang Hilang

Pada tanggal 3 April 2018, Kang Ying, bersama suami dan dua anaknya, tiba di Chengdu untuk bertemu kembali dengan orangtua kandungnya dalam reuni yang penuh haru.

Pertemuan ini tidak hanya menjadi momen haru bagi keluarga, tetapi juga menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang.

Masyarakat sekitar yang turut merayakan momen ini dengan memberikan karangan bunga dan dukungan emosional kepada keluarga yang telah bertahan selama 24 tahun penuh tantangan ini.

Wang Mingqing, ayah yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, menggunakan media sosial untuk mengungkapkan rasa syukurnya atas kembalinya putrinya yang hilang.

Ia menulis, “Usaha saya selama 24 tahun tidak sia-sia! Putri saya telah di temukan, terima kasih semuanya.”

Inspirasi dari Kisah Nyata Pencarian Putri yang Hilang

Kisah pencarian panjang dan mengharukan ini bukan hanya sekadar cerita tentang seorang anak yang hilang dan ditemukan.

Ini adalah bukti betapa kuatnya kasih sayang seorang orang tua, betapa tegarnya mereka dalam menghadapi tantangan hidup, dan betapa besar arti harapan dalam hidup manusia.

Kisah ini tidak hanya menjadi inspirasi bagi mereka yang percaya pada kekuatan ketekunan dan harapan, tetapi juga mengingatkan kita akan nilai-nilai universal seperti cinta dan keluarga yang menjadi inti dari kehidupan manusia.

Wang Mingqing dan Liu Dengying menunjukkan kepada dunia bahwa kasih sayang orang tua adalah kekuatan yang mampu mengalahkan segala rintangan.

Bahkan setelah 24 tahun pencarian yang penuh perjuangan.

Dan dengan kembalinya Qifeng, mereka bukan hanya mendapatkan kembali anggota keluarga yang hilang. Tetapi juga menegaskan bahwa harapan adalah cahaya yang tak pernah padam dalam kegelapan kehidupan.

Kisah ini tidak hanya mengingatkan kita akan keajaiban reuni keluarga, tetapi juga membangkitkan semangat keberanian dan ketabahan dalam diri kita sendiri, bahwa tidak ada yang mustahil dalam mencari orang yang kita cintai.

NETWORK: Daftar Website

NetworK