Abu Nawas dan Raja yang Terkenal Bodoh
Pada zaman dahulu di kota Baghdad, ada seorang raja yang terkenal bodoh.
Raja ini memiliki banyak harta, tetapi ia sering membuat keputusan-keputusan yang sangat bodoh dan tidak bijaksana.
Rakyatnya sering kali bingung dengan tindakan-tindakannya yang aneh.
Abu Nawas, yang di kenal sebagai orang bijak dan cerdik, sering kali menjadi sasaran lelucon rakyat karena kelakuan raja yang bodoh ini.
Namun, Dia selalu berhati-hati agar tidak terlalu terang-terangan dalam mengkritik raja, karena dia tahu betapa berbahayanya melawan penguasa.
Suatu hari, raja mengadakan pesta mewah di istananya.
Dia mengundang seluruh bangsawan dan tokoh terkemuka di kota.
Abu Nawas juga menerima undangan. Ketika dia tiba di istana, dia melihat berbagai makanan lezat dan hiburan yang disiapkan untuk para tamu.
Bunga Langka, Abu Nawas dan Raja
Namun, Abu Nawas melihat sesuatu yang sangat aneh. Di tengah-tengah meja pesta, ada sebuah mangkuk besar berisi bunga-bunga yang indah.
Bukan bunga-bunga biasa, melainkan bunga-bunga plastik yang sangat mencolok. Semua tamu terkejut melihat pemandangan itu, dan segera suasana pesta berubah menjadi hening.
Abu Nawas, yang selalu cerdik dalam situasi seperti ini, memutuskan untuk bertindak.
Dia berjalan ke arah raja yang duduk di atas takhta dan dengan lembut bertanya, “Ya, Yang Mulia, bunga-bunga ini sungguh luar biasa.
Dapatkah Anda memberitahu kami di mana Anda menemukan bunga-bunga plastik yang indah ini?”
Raja, yang sebenarnya tidak tahu bahwa bunga-bunga itu palsu, merasa sangat bangga.
Dia berkata, “Oh, Abu Nawas, aku menemukan bunga-bunga ini di hutan terlarang di luar kota. Mereka adalah bunga langka yang hanya bisa tumbuh di sana.”
Para tamu lain tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban raja.
Ternyata raja yang terkenal bodoh ini bahkan tidak tahu bahwa bunga-bunga itu adalah palsu.
Abu Nawas hanya tersenyum dan berkata, “Sungguh, Yang Mulia, Anda adalah raja yang sungguh-sungguh luar biasa.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menemukan bunga plastik seindah ini, apalagi di hutan terlarang!”
Para tamu pun semakin tertawa, dan raja merasa malu.
Dia menyadari bahwa dia telah membuat dirinya terlihat bodoh di depan semua orang hanya karena keangkuhan dan ketidaktahuannya.
Setelah peristiwa itu, raja menjadi lebih bijak dan berhati-hati dalam membuat keputusan.
Dia juga tidak lagi terlalu sombong dan mau mendengarkan saran-saran bijak dari Abu Nawas.
Karena Dia dengan bijaksana menggunakan humor untuk mengajarkan pelajaran kepada raja, tanpa merusak hubungan mereka.
Dengan begitu, rakyat pun merasa lega karena raja mereka menjadi lebih bijaksana dan tidak lagi membuat keputusan-keputusan yang bodoh.
Dapatkan Artikel Lainnya di Google News