Panglima Komandan Sombong Dibuat Malu Semalunya Oleh Abu Nawas
DI saat muda, Abu Nawas sempat akan dihukum oleh pasukan keamanan kerajaan dengan tuduhan telah membohongi Panglima komandan yang sombong.
Namun, saat akan di eksekusi justru sang panglima komandan dibuat malu semalunya karena Abu Nawas. Begini ceritanya.
Pada suatu pagi hari, Abu nawas muda sedang duduk-duduk bersantai di teras rumahnya. Beberapa saat kemudian, datanglah seorang Panglima komandan dengan beberapa prajuritnya.
Sang Panglima Komandan bertanya,”Wahai anak muda, di manakah aku bisa menemukan tempat untuk bersenang-senang di daerah sekitar sini?”
“Kalau tidak salah di sebelah sana,” jawab Abu Nawas.”Di manakah tempat itu?” tanya salah seorang prajurit dengan sifat yang tidak menghargai.
“Pergilah ke arah sana, lurus tanpa belok-belok, maka kalian akan menjumpai tempat untuk bersenang-senang,” jawab Abu Nawas.
Rombongan tentara kerajaan itu akhirnya pergi juga menuju tempat yang sudah di tunjukkan oleh Abu Nawas.
Setelah beberapa saat, kagetlah mereka semua karena tempat yang mereka cari tidak di temukan, kecuali hanya sebuah komplek kuburan yang sangat luas.
Dan tentu saja hal ini membuat para tentara berang karena merasa telah di tipu oleh pemuda tersebut. Mereka pun kembali lagi ke tempat Abu Nawas.
“Wahai anak muda, keluarlah engkau. Kenapa engkau berani sekali membohongi kami?” tanya Sang Komandan yang tidak tahu kalau yang di ajak bicara itu sebenarnya adalah Abu Nawas.
Abdi
“Siapakah engkau ini? Berani sekali membohongi kami?” tanya salah seorang prajurit. “Aku adalah ABDI,” jawab Abu nawas. Komandan dan para prajurit merasa geram dan marah.
“Prajurit…tangkap dia!!!” seru komandan.”Engkau akan aku bawa ke Panglima kami,” kata Panglima komandan. Oh, rupanya Abu nawas hendak dihadapkan ke panglima tinggi kerajaan mereka.
“Wahai Panglima, kami telah menangkap seorang pembohong yang berani membohongi pasukan kerajaan,” kata panglima komandan.
“Alangkah lancangnya si pemuda ini karena sudah berani berbohong,” lanjut panglima komandan.
Panglima tinggi rupanya hanya bersikap biasa saja, malah dia bahkan memerintahkan kepada prajurit untuk melepaskan borgol yang ada pada tangan Abu Nawas.
Panglima Komandan dan para prajurit terkejut dan merasa heran, ada apa gerangan ini.
Setelah itu, panglima tinggi pun mendekati Abu nawas berkata,
“Tuan Abu, maafkan perbuatan anak buahku di sini ya,” kata panglima tinggi itu dengan sangat sopannya.
Laki-laki gagah dan tampan itu, memang sudah saling mengenal satu sama lain karena mereka seringkali bertemu ketika sang khalifah mengundangnya ke istana.
Betapa terkejutnya sang panglima komandan dan para prajuritnya. Perasaan sombong dan congkak yang tadi menyelimuti mereka seakan berubah menjadi rasa takut.
“Wahai Tuan Abu..sebenarnya kebohongan apa yang mereka sangkakan kepadamu?” tanya panglima tinggi.
“Wahai panglima, mereka memintaku untuk menunjukkan tempat untuk bersenang-senang, tentu saja aku tunjukkan kuburan.
Karena kuburan adalah tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah SWT.
Di sanapula dia akan mendapatkan hidangan yang nikmat dari Allah SWT, terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan manusia dan makhluk lainnya,” jawab Abu nawas dengan tenangnya.
Mendengar jawaban pemuda itu, segera saja panglima komandan mendekati Abu Nawas dan berkata,
“Maafkan hamba, Tuanku Abu?””Andai saja aku mengetahui bahwa tuan adalah Tuan Abu, tentu kami tidak akan berani membawa Tuan ke hadapan Panglima,” kata panglima komandan lagi.
“Wahai komandan…apakah aku telah membohongi kalian?
Bukankah aku berkata benar? Aku adalah ABDI, dan setiap orang adalah Abdi Allah SWT, termasuk kalian semuanya,” kata Abu Nawas.
“Anda benar Tuanku..,” jawab komandan. Komandan dan prajurit yang telah menangkap Abu Nawas merasa malu jadinya.
Sikap sombong dan pongah terhadap Abu Nawas sebelumnya seketika sirna, setelah mengetahui siapa yang di hadapinya.
Dapatkan Artikel Lainnya diGoogle News