NGENELO.NET, BENGKULU, – Gubernur Bengkulu Helmi Hasan resmi membentuk tim khusus untuk membantu para petani korban penembakan dalam konflik lahan yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan pada Senin (24/11/2025).
Langkah ini di ambil sebagai bentuk respons cepat Pemprov Bengkulu terhadap peristiwa yang menimbulkan korban luka serius di wilayah Pino Raya.
Gubernur Helmi Hasan menegaskan bahwa pembentukan tim ini merupakan upaya pemerintah memastikan semua korban mendapatkan perlindungan, pelayanan, dan pendampingan sesuai kebutuhan mereka.
“Ada lima poin utama tugas tim yang kita bentuk di Pemprov,” ujar Helmi Hasan di Bengkulu, Rabu.
Kutipan tersebut ia pertegas sebagai bentuk komitmen bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi kasus yang menyangkut keselamatan warga.
Ia menjelaskan, poin pertama adalah pemberian bantuan hukum kepada seluruh korban, yang akan di tangani langsung oleh advokat Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Kedua, tim ini di tugaskan memberikan pelayanan medis terbaik secara gratis untuk seluruh korban luka tembak maupun korban lain yang terdampak konflik.
Ketiga, pemerintah melalui tim tersebut juga akan menanggung kebutuhan harian keluarga korban selama masa pemulihan.
Pada poin keempat, Pemprov Bengkulu menyiapkan beasiswa pendidikan bagi anak-anak korban yang masih menempuh pendidikan tinggi.
Sedangkan poin kelima adalah program bedah rumah bagi korban yang rumahnya di nilai tidak layak huni.
“Lima tugas ini harus berjalan dengan baik. Kita ingin korban dan keluarganya merasa negara hadir,” ujar Helmi Hasan.
Lebih jauh, Gubernur Helmi juga menegaskan bahwa proses penyelidikan pidana sepenuhnya berada di tangan aparat kepolisian. Ia meminta seluruh pihak menahan diri dan menunggu hasil kerja penyidik.
“Tentu ada proses pendalaman, ada penyidikan, dan semuanya harus sesuai prosedur. Kita tunggu hasilnya,” tambahnya.
Polda Bengkulu Dalami Penggunaan Senjata Api dan Sajam
Sementara itu, Kepolisian Daerah Bengkulu terus mendalami peristiwa penembakan yang melibatkan warga dan karyawan perusahaan perkebunan di wilayah Pino Raya tersebut.
Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol Andy Pramudya Wardana, menjelaskan bahwa penyidik saat ini fokus memeriksa kepemilikan dan penggunaan senjata api serta senjata tajam yang digunakan dalam insiden tersebut.
Menurut Kombes Andy, penyidik juga masih mencari barang bukti senjata tajam yang belum di temukan di lokasi kejadian.
“Kami mendalami seluruh unsur, baik kepemilikan senpi maupun penggunaan sajam yang muncul dalam konflik itu,” katanya.
Adapun konflik terjadi antara karyawan PT Agro Bengkulu Selatan (PT ABS) dan kelompok masyarakat yang menamakan diri Forum Masyarakat Pino Raya (FMPR).
Sekitar pukul 13.00 WIB, terdapat kurang lebih 10 karyawan PT ABS yang berhadapan dengan sekitar 40 warga FMPR di TKP.
Warga, yang sebagian besar adalah petani. Mereka menuntut PT ABS menghentikan aktivitas pembukaan jalan menggunakan buldoser di area lahan yang masih menjadi sengketa.
Ketegangan meningkat ketika kedua kelompok saling bersitegang. Hingga akhirnya terjadi bentrokan yang melibatkan senjata api dan senjata tajam.
Akibat insiden itu, lima petani mengalami luka tembak dengan kondisi cukup serius. Salah satu korban bahkan mengalami luka tembak yang menembus dari perut hingga ke punggung.
Selain itu, seorang karyawan PT ABS juga mengalami luka akibat senjata tajam.
Pemprov Bengkulu menegaskan bahwa pengungkapan kasus ini sangat penting untuk memastikan proses hukum berjalan adil dan transparan.
Sementara itu, tim khusus yang di bentuk Gubernur Helmi Hasan sudah mulai bergerak untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban.

