Jakarta, Ngenelo.net, – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini bahwa tingkat pengangguran mudah kerja akan meningkat signifikan mulai akhir Desember 2025 mendatang.
Keyakinan ini muncul seiring tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional yang mulai terasa sejak dirinya menjabat sebulan lalu.
Dalam pernyataannya, Purbaya menegaskan arah ekonomi Indonesia sudah mulai berbalik dari situasi yang sempat memburuk pada pertengahan tahun.
Salah satu langkah yang di nilai memberi dampak besar ialah penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di sektor perbankan, yang dikombinasikan dengan paket stimulus ekonomi dari Presiden Prabowo Subianto.
“Saya harapkan akhir Desember nanti sudah kelihatan tuh lebih bergairah ekonominya, ke bawah akan mengalir juga. Saya pikir pengangguran mulai terasa lebih mudah mencari kerja,” ujar Purbaya dalam Media Briefing di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).
Pertumbuhan Ekonomi Didorong Stimulus dan Dana Pemerintah
Lebih lanjut, Purbaya menuturkan bahwa efek penyaluran dana besar ke perbankan telah mulai menggulirkan likuiditas di pasar dan mendorong sektor riil.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2025 akan menembus angka 5,5 persen, bahkan bisa lebih tinggi jika stimulus tambahan terus di gulirkan.
Menurutnya, dengan pengangguran mudah mendapat kerja, tenaga kerja yang selama ini terdampak resesi global akan mulai terserap kembali dalam sistem ekonomi yang tumbuh.
Optimisme ini juga di kaitkan dengan kebijakan fiskal yang lebih agresif dan penyerapan anggaran yang efektif di sektor produktif, terutama industri padat karya dan infrastruktur.
Purbaya menilai percepatan belanja negara menjadi kunci utama untuk menurunkan angka pengangguran dan menjaga daya beli masyarakat.
Dampak Ekonomi Mulai Terasa bagi Kelas Menengah
Selain menyoroti pengangguran mudah kerja, Purbaya juga menyebut bahwa manfaat dari pemulihan ekonomi akan mulai di rasakan. Khususnya kelas menengah pada dua kuartal pertama tahun 2026.
Ia menilai kelompok ini adalah penerima manfaat utama ketika pertumbuhan ekonomi kembali stabil.
“Kelas menengah kan orang yang mampu dan pintar. Begitu ekonominya growth, mereka yang akan menikmati duluan manfaat pertumbuhan ekonomi itu,” kata Purbaya.
Namun, ia menegaskan tidak akan menempuh langkah populis. Seperti menggratiskan berbagai fasilitas untuk kelas menengah atau menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PPh 21) secara berlebihan. Menurutnya, kebijakan semacam itu justru bisa melemahkan fondasi fiskal negara.
Menjaga Keseimbangan Fiskal di Tengah Optimisme
Menkeu Purbaya menegaskan bahwa kebijakan fiskal harus tetap berimbang agar keberlanjutan pembangunan tetap terjaga.
Ia mengingatkan bahwa permintaan bantuan berlebihan atau program gratis yang tidak terukur bisa berdampak negatif terhadap pendapatan negara.
“Kalau semuanya gratis, nanti saya bangkrut. Gimana saya bisa bangun daerah, membiayai program pembangunan, gak bisa kalau gitu,” tegasnya.
Sementara dengan langkah hati-hati dan fokus pada keberlanjutan fiskal, Purbaya optimistis target pertumbuhan di atas 5,5 persen pada kuartal akhir 2025 dapat tercapai.
Jika kondisi itu terwujud, pengangguran mudah kerja bukan lagi sekadar harapan, tetapi kenyataan ekonomi baru bagi jutaan tenaga kerja Indonesia.
Ringkasan Fakta:
- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi pengangguran mulai mudah mencari kerja akhir 2025.
- Dana Rp200 triliun di gelontorkan ke perbankan untuk memperkuat ekonomi.
- Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2025 di prediksi di atas 5,5 persen.
- Dampak positif ekonomi akan di rasakan kelas menengah awal 2026.
- Pemerintah menolak kebijakan populis yang bisa melemahkan fiskal.

