Banyuwangi, Ngenelo.net – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah bencana terjadi di Indonesia pada 25–26 September 2025. Laporan mencatat tanah longsor di Demak dan gempa di Banyuwangi yang menimbulkan kerusakan cukup besar di Jawa Timur dan Bali.
Gempa di Banyuwangi terjadi pada Kamis (25/9) pukul 16.04 WIB. Guncangan bermagnitudo 5,7 ini tercatat oleh seismograf dengan pusat gempa di laut, sekitar 46 kilometer timur laut Banyuwangi dan 54 kilometer tenggara Situbondo. Kedalaman gempa terukur 12 kilometer.
Dampak gempa di rasakan luas di Jawa Timur, meliputi Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Jember. Guncangan juga mencapai Jembrana, Bali. BNPB memastikan ada puluhan rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan.
Dampak Kerusakan Akibat Gempa di Banyuwangi
Data sementara menunjukkan 32 rumah rusak berat, 13 rumah rusak sedang, dan 28 rumah rusak ringan di wilayah Jawa Timur. Selain itu, lima fasilitas umum terdampak akibat gempa ini.
Di Bali, gempa merusak satu rumah dan satu puskesmas dengan kategori ringan. Meski kerusakan tidak separah di Jawa Timur, masyarakat tetap di minta waspada.
Tim gabungan dari pemerintah daerah, relawan, dan aparat terus melakukan asesmen. Bantuan logistik, peralatan, serta tenda darurat mulai di salurkan. Proses pendataan masih berlangsung untuk memastikan jumlah pasti kerugian.
BNPB Kerahkan Tim Reaksi Cepat
BNPB bergerak cepat menangani dampak gempa di Banyuwangi. Pada Jumat pagi (26/9), Tim Reaksi Cepat (TRC) di berangkatkan ke lokasi terdampak.
Selain tenaga lapangan, BNPB menyiapkan dukungan logistik dan peralatan. Bantuan itu akan di geser menuju Banyuwangi dan daerah sekitarnya untuk mempercepat penanganan darurat.
“BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan serta selalu mengikuti arahan dan imbauan dari petugas berwenang,” tulis BNPB dalam laporan resminya.
Tragedi Longsor di Demak Warnai Laporan Harian
Dalam laporan yang sama, BNPB juga mengabarkan kejadian tanah longsor di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Longsor terjadi Kamis siang (25/9) saat pekerjaan berlangsung di lahan dengan kondisi tanah labil.
Tiga pekerja menjadi korban. Dua di antaranya berhasil menyelamatkan diri. Namun, satu pekerja tertimbun material dan tidak sempat keluar. Upaya penyelamatan oleh rekan korban terhambat karena longsor susulan.
Tim gabungan menurunkan alat berat untuk membantu pencarian. Korban akhirnya di temukan dalam kondisi meninggal dunia. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa risiko bencana tidak hanya gempa, tetapi juga longsor yang di picu faktor alam dan aktivitas manusia.
Peringatan untuk Tetap Waspada
Kejadian gempa di Banyuwangi dan longsor di Demak menunjukkan masih tingginya potensi bencana di tanah air. Pemerintah daerah bersama BNPB mengintensifkan koordinasi agar penanganan berlangsung cepat.
Masyarakat di imbau tidak panik namun selalu waspada. Kesiapsiagaan di nilai penting mengingat wilayah Indonesia memang rawan bencana geologi. Pemerintah memastikan distribusi bantuan segera tiba di lokasi terdampak.
Dengan pergerakan tim cepat dan dukungan logistik, BNPB menegaskan bahwa penanganan darurat pasca gempa di Banyuwangi menjadi prioritas utama.