Bengkulu, Ngenelo.net, – Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengajak masyarakat melaksanakan salat gerhana bulan di Masjid Raya Baitul Izzah. Ajakan ini di sampaikan pada Minggu malam, 7 September 2025, bertepatan dengan fenomena blood moon yang terjadi di langit.
“InsyaAllah saat blood moon malam ini, mari kita melaksanakan salat gerhana bulan di Masjid Raya Baitul Izzah Provinsi Bengkulu,” kata Helmi Hasan.
Salat sunnah tersebut menjadi bentuk pengingat kebesaran Allah. Warga diimbau hadir untuk meramaikan masjid utama provinsi.
Rangkaian Ibadah Setelah Salat Gerhana Bulan
Setelah salat gerhana bulan, jamaah tidak langsung bubar. Helmi Hasan menuturkan bahwa ibadah akan berlanjut dengan salat tasbih, tahajud, doa akbar, hingga santap sahur bersama.
Santap sahur di peruntukkan bagi jamaah yang berniat melaksanakan puasa sunnah Senin esok harinya. Tradisi ini diharapkan memperkuat kebersamaan umat.
Helmi menekankan, momen langka seperti ini bukan sekadar tontonan. Tetapi juga menjadi ajang mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah berjamaah.
Fenomena Blood Moon dan Salat Gerhana Bulan
Fenomena blood moon adalah istilah populer untuk gerhana bulan total. Pada saat itu, bulan masuk penuh ke dalam bayangan bumi. Cahaya yang di biaskan atmosfer membuat bulan tampak merah.
Gerhana bulan kali ini berlangsung 7–8 September 2025. Peristiwa ini menjadi gerhana total terakhir di tahun ini. Warga Bengkulu dan daerah lain berkesempatan menyaksikan langit malam yang berbeda.
Jutaan Orang Saksikan Gerhana Bulan
Fenomena gerhana bulan tidak hanya dapat di lihat di Indonesia, namun beberapa negara di Asia, Australia, sebagian Afrika, hingga Eropa.
Di Indonesia, fase awal penumbral di perkirakan mulai pukul 22.28 WIB. Proses berlangsung hingga 03.55 WIB. Durasi panjang ini memungkinkan warga menyaksikan keindahan blood moon secara jelas.
Helmi Hasan pun menilai, masyarakat perlu memanfaatkan kesempatan ini dengan melaksanakan salat gerhana bulan. Selain ibadah, juga ada nilai edukasi terkait fenomena astronomi.
Masjid Raya Jadi Pusat Salat Gerhana Bulan
Masjid Raya Baitul Izzah menjadi pusat kegiatan di Bengkulu. Lokasi ini di anggap representasi pusat spiritual masyarakat.
Jamaah di perkirakan memadati masjid sejak malam hingga dini hari. Helmi mengajak semua kalangan tanpa terkecuali untuk hadir.
Momentum ini tidak hanya religius, tetapi juga menjadi pengikat solidaritas masyarakat Bengkulu. Ibadah bersama menciptakan suasana damai dan penuh makna.
Salat Gerhana Bulan Jadi Pengingat Umat
Salat gerhana bulan bukan ritual biasa. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam melaksanakannya saat terjadi gerhana. Tujuannya agar manusia tidak sekadar menyaksikan fenomena, tetapi merenungkan kebesaran Allah.
Helmi Hasan mengingatkan warga agar memaknai peristiwa ini dengan hati yang khusyuk. Ibadah berjamaah dipandang lebih utama daripada sekadar menikmati tontonan langit.
Dengan durasi gerhana bulan yang panjang, waktu cukup untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah malam. Termasuk salat tasbih, tahajud, doa bersama, hingga sahur.
Fenomena Langka dan Momentum Ibadah
Gerhana bulan total berikutnya belum tentu bisa di saksikan dengan durasi sepanjang malam ini. Karena itu, salat gerhana bulan menjadi ibadah yang sejalan dengan momentum langka.
Helmi berharap, warga Bengkulu dapat hadir berbondong-bondong. Semangat kebersamaan dalam ibadah menjadi kekuatan spiritual bagi masyarakat provinsi.
Blood moon bukan sekadar fenomena astronomi. Lebih dari itu, ia menjadi pengingat agar manusia selalu ingat Sang Pencipta.