Bengkulu, Ngenelo.net, – Fenomena langka Blood Moon akan menghiasi langit pada 7-8 September 2025. Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat Islam untuk melaksanakan salat gerhana bulan atau salat khusuf. Nah bagaimana tata cara salat gerhana bulan? simak ulasan berikut!
Gerhana bulan tidak hanya dipandang sebagai peristiwa astronomi. Bagi umat Islam , momen ini sarat makna spiritual. Kesempatan beribadah ini merupakan cara untuk menyaksikan kebesaran Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Kemenag menegaskan, cara salat gerhana bulan hukumnya sunah muakkadah. Artinya, ibadah ini sangat di anjurkan bagi setiap muslim ketika gerhana terjadi.
Hukum dan Tingkatan Salat Gerhana Bulan
Dalam ajaran Islam, salat sunah ini termasuk ibadah sunah yang punya keutamaan besar. Nabi Muhammad SAW mencontohkan langsung praktiknya. Karena itu, ulama sepakat hukumnya sunah muakkadah.
Ada tiga tingkatan salat gerhana bulan. Pertama, salat dua rakaat sederhana seperti salat sunah Zuhur. Kedua, salat dengan dua ruku’ dan dua sujud di setiap rakaat. Ketiga, salat dengan pembacaan surah panjang setelah Al-Fatihah, misalnya Al-Baqarah atau Ali Imran.
Pada tingkat sempurna, ruku dilakukan lebih lama sesuai dengan panjang bacaan. Semakin panjang surat yang dibaca, semakin lama pula ruku dan sujudnya. Semua bentuk ruku ini sah, tetapi semakin sempurna semakin baik.
Tata Cara Salat Gerhana Bulan
Kemenag menjelaskan tata cara salat gerhana bulan dengan langkah-langkah sederhana. Berikut urutannya:
1. Membaca niat salat gerhana disertai takbiratul ihram:
Marilah kita melaksanakan rakaat-rakaat sunnah khusuf, semoga Allah meridhoi kita.
Artinya, “Saya niat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”
2. Membaca doa pembukaan.
3. Membaca ta’awudz dan Al-Fatihah.
4. Membaca surat Al-Qur’an dengan jahr (lantang).
5. Rukuk pertama dalam waktu lama.
6. I’tidal dengan berdiri kembali.
7. Baca Al-Fatihah sekali lagi.
8. Membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya.
9. Rukuk kedua lebih pendek dari rukuk pertama.
10. I’tidal kembali.
11. Sujud pertama.
12. Duduk di antara dua sujud.
13. Sujud kedua.
Setelah itu, bangkit untuk rakaat kedua. Gerakannya sama seperti rakaat pertama. Bedanya, bacaan surat di rakaat kedua lebih pendek dari rakaat pertama.
Di akhir rakaat, lakukan tasyahud terakhir dan akhiri dengan salam. Dengan demikian, salat gerhana bulan telah selesai.
Panduan Singkat Salat Gerhana Bulan
Bagi yang ingin praktis, panduan ini bisa disederhanakan. Intinya, niatkan niat, baca Al-Fatihah, baca surah panjang, ruku’ panjang, i’tidal, ruku’ kedua, sujud, lalu ulangi pada rakaat kedua. Akhiri dengan tasyahud dan salam penutup.
Salat bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendirian di rumah. Dianjurkan imam membacakan surat dengan suara lantang agar jamaah ikut khusyuk.
Keutamaan Salat Gerhana Bulan
Sementara itu, salat gerhana bulan bukan hanya formalitas ibadah. Di baliknya ada hikmah mendalam. Rasulullah SAW menekankan agar umat Islam memperbanyak doa, zikir, dan istighfar saat gerhana berlangsung.
Selain itu, gerhana bulan merupakan tanda akan kebesaran Allah. Umat Islam di ajak menjadikannya momentum untuk memperkuat iman. Salat khusuf menjadi sarana refleksi sekaligus pengingat bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman-Nya.
Kemenag mengajak umat Islam di seluruh daerah untuk memanfaatkan fenomena Blood Moon September 2025 sebagai ajang memperbanyak amal. Dengan melaksanakan salat sunah ini, umat bisa menghidupkan kembali sunah Rasulullah.
Kesempatan Spiritual di Tengah Fenomena Alam
Fenomena Blood Moon 2025 menjadi pemandangan langka yang di nanti banyak orang. Namun bagi umat Islam, kesempatan ini lebih dari sekadar tontonan langit.
Dengan melaksanakan salat ini, umat di ajak untuk mengubah rasa kagum terhadap fenomena alam menjadi rasa syukur kepada Sang Pencipta. Momentum ini bisa mempererat kebersamaan jamaah di masjid maupun keluarga di rumah.