Senin, 8 September 2025 13:18 WIB

Asal Kata dan Arti Kumpul Kebo dalam Sejarah Sosial Indonesia

Bengkulu, Ngenelo.net, – Banyak orang mengenal istilah arti kumpul kebo sebagai sebutan untuk pasangan yang hidup bersama tanpa menikah. Namun, awalnya istilah ini tidak ada hubungannya dengan sindiran.

Kata itu berasal dari frasa “koempoel gebouw.” Dalam bahasa Melayu, “koempoel” berarti berkumpul, sedangkan “gebouw” dalam bahasa Belanda berarti rumah. Artinya, hanya sekadar berkumpul di satu atap.

Seiring waktu, kata “gebouw” berubah bunyi menjadi “kebo.” Dari sinilah arti kumpul kebo mengalami pergeseran menjadi sindiran bagi mereka yang tinggal bersama tanpa ikatan resmi.

Praktik di Masa Kolonial

Kumpul kebo makin kuat ketika praktiknya banyak terjadi di masa kolonial. Pejabat Belanda di Hindia Belanda enggan membawa istri dari Eropa karena biaya mahal dan risiko besar. Akhirnya mereka memilih tinggal bersama perempuan lokal tanpa menikah.

Contoh dari Van Imhoff

Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff adalah salah satu contohnya. Ia pernah menerima budak dari Ratu Bone yang kemudian hidup bersamanya sebagai pasangan tanpa ikatan resmi. Dari hubungan itu lahir anak-anak yang diakui.

Kisah Reinier de Klerk

Contoh lain datang dari Gubernur Jenderal Reinier de Klerk. Ia juga tinggal bersama budak perempuan di Jawa dan memiliki banyak anak yang kemudian dikirim ke Belanda.

Arti Kumpul Kebo di Era Modern

Seiring waktu, arti kumpul kebo semakin bernuansa negatif. Kata “kebo” atau kerbau dipakai untuk menyamakan perilaku manusia dengan hewan yang dianggap tidak bermoral.

Hingga kini, istilah ini tetap di pakai masyarakat Indonesia. Sebagian menilainya sebagai pilihan hidup modern, tetapi mayoritas menganggapnya menyimpang dari norma agama dan budaya.

Perjalanan kumpul kebo menunjukkan bahwa bahasa bisa merekam perubahan sosial. Dari istilah Belanda, menjadi sindiran kolonial, hingga kritik moral di masa kini.

Tinggalkan komentar