Saturday, 23 August 2025 - 21:06 WIB

Rancangan APBN 2026: Sri Mulyani Targetkan Pajak Rp 2.357 Triliun

Jakarta, Ngenelo.net, – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan resmi memaparkan Rancangan APBN 2026 dalam konferensi pers di Jakarta. Postur fiskal tahun depan di arahkan untuk menopang pembangunan nasional yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pendapatan negara di targetkan sebesar Rp 3.147,7 triliun. Target itu tumbuh 9,8 persen dari outlook 2025. Lonjakan penerimaan akan di dorong oleh pajak serta kepabeanan dan cukai, meski PNBP di perkirakan turun.

“Untuk penerimaan pajak Rp 2.357,7 triliun itu artinya harus tumbuh 13,5 persen. Itu cukup tinggi dan ambisius,” kata Sri Mulyani.

Fokus Penerimaan Pajak Jadi Tulang Punggung

Dalam Rancangan APBN 2026, penerimaan pajak menjadi tulang punggung dengan target Rp 2.357,7 triliun. Angka itu tumbuh 13,5 persen di bandingkan 2025.

Sektor kepabeanan dan cukai diproyeksikan menyumbang Rp 334,3 triliun atau naik 7,7 persen. Sementara itu, PNBP justru turun 4,7 persen menjadi Rp 455 triliun. Penurunan terjadi karena hilangnya pemasukan dividen BUMN yang besar di tahun-tahun sebelumnya.

Postur fiskal ini menunjukkan optimisme pemerintah untuk menjaga pendapatan, meski terdapat tantangan di luar pajak.

Belanja Negara Rancangan APBN 2026

Dari sisi belanja, Rancangan APBN 2026 menetapkan Rp 3.786,5 triliun, tumbuh 7,3 persen di bandingkan outlook 2025. Anggaran di arahkan untuk mendukung prioritas nasional Presiden.

Belanja kementerian dan lembaga melonjak 17,5 persen menjadi Rp 1.498,3 triliun. Sementara belanja non-K/L naik 18 persen dengan total Rp 1.638,2 triliun.

Program prioritas yang masuk dalam APBN 2026 mencakup ketahanan pangan, energi, pendidikan, kesehatan, pembangunan desa, koperasi, pertahanan semesta, hingga percepatan investasi.

Defisit APBN 2026 Lebih Rendah

Dari sisi pembiayaan, defisit APBN 2026 di patok Rp 638,8 triliun. Angka itu setara 2,48 persen PDB, turun 3,5 persen dari defisit 2025.

Keseimbangan primer juga membaik dengan defisit hanya Rp 39,4 triliun. Kondisi ini mendekati angka nol sehingga beban pembiayaan utang baru makin kecil.

“Kita akan terus menjaga agar APBN tetap bisa sehat,” tegas Sri Mulyani.

Kesimpulan

Rancangan APBN 2026 menunjukkan arah fiskal yang ambisius namun terukur. Dengan target pajak tinggi, belanja prioritas yang meningkat, serta defisit yang lebih rendah, pemerintah berkomitmen menjaga kesehatan fiskal sekaligus menopang pembangunan nasional.

Tinggalkan komentar