Jakarta, Ngenelo.net, – Diskon tarif transportasi berdampak besar terhadap konsumsi masyarakat. Pemerintah sukses menjaga daya beli publik lewat insentif fiskal yang tepat sasaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan langsung hal ini dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, Selasa (5/8/2025). Menurutnya, diskon tarif kereta, bus, dan pesawat sangat berpengaruh.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% pada kuartal II-2025. Angka ini lebih tinggi di bandingkan kuartal I yang hanya 4,87%.
Pertumbuhan Konsumsi Ditopang Diskon Transportasi
Sri Mulyani menilai bahwa insentif berupa diskon tarif transportasi berhasil meningkatkan mobilitas masyarakat. Terutama saat libur Lebaran dan masa libur sekolah pertengahan tahun ini.
Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pengeluaran masyarakat terutama untuk bidang transportasi, restoran sejalan dengan mobilitas masyarakat terutama libur sekolah yang merupakan target pemerintah untuk menstimulasi kegiatan melalui berbagai insentif yang di berikan.
Salah satu insentif utama ialah penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tarif transportasi. Kebijakan ini terbukti mendorong pengeluaran masyarakat di sektor transportasi dan makanan-minuman.
Sri Mulyani: APBN Dukung Daya Beli Masyarakat
Pemerintah menurunkan PPN untuk tarif transportasi sebagai bagian dari strategi menjaga konsumsi. Insentif ini terbukti mampu mendorong ekonomi nasional tanpa membebani masyarakat.
“Tarif transportasi yang didiskon melalui PPN-nya yang di turunkan sehingga hari libur mampu menstimulus perekonomian dengan support APBN,” tegas Sri Mulyani.
Inflasi tetap terjaga rendah di level 2,18%. Stabilitas harga ini membuat masyarakat lebih leluasa dalam belanja kebutuhan harian dan rekreasi.
Ekonomi Tumbuh Positif, Konsumsi Jadi Motor Utama
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12% secara tahunan. Sebab itu, angka ini menjadi sinyal positif setelah kuartal I hanya tumbuh 4,87%.
Faktor utama pendorong pertumbuhan ini adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Selain itu,pemerintah mengklaim insentif fiskal turut memperkuat daya beli rakyat.
Diskon tarif transportasi dinilai tepat sasaran. Selain meningkatkan mobilitas, juga menggerakkan sektor jasa, kuliner, dan pariwisata.