Bengkulu, Ngenelo.net, – Pulau Enggano terisolir akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Dampaknya, ribuan warga kesulitan bahan pokok dan menyuarakan kekecewaan pada para wakil rakyat dari Dapil Bengkulu yang di nilai tak menunjukkan kepedulian.

Polemik ini menjadi sorotan publik setelah kunjungan diam-diam Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka, ke lokasi pendangkalan tanpa keterlibatan kepala daerah Bengkulu maupun unsur lokal lainnya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: ke mana para anggota DPR RI Dapil Bengkulu seperti Dewi Coryati (PAN), Derta Rohidin (Golkar), Erna Sari Dewi (NasDem), dan Eko Kurnianingsih (PDI-Perjuangan)?

Pulau Enggano Terisolir, Warga Terancam Krisis Bahan Pokok

Terisolirnya Pulau Enggano bukan sekadar isu logistik biasa.

Sekitar 4.000 warga di pulau ini kini hidup dalam kondisi memprihatinkan karena terputusnya akses logistik utama.

Kapal-kapal pengangkut bahan makanan dan BBM tak dapat berlayar akibat pendangkalan parah di Pelabuhan Pulau Baai.

Ketua AMAN Enggano, Mulyadi Kauno, mengungkapkan kondisi kritis tersebut.

“Mulai dari kebutuhan bahan pokok, pasokan BBM, hingga pengiriman hasil panen pertanian semua sudah tersendat sekarang,” jelasnya.

Situasi ini memunculkan desakan publik agar pemerintah pusat dan daerah segera turun tangan.

Namun yang terjadi justru ketidakjelasan langkah konkret dari wakil rakyat asal Bengkulu.

Kunjungan Rieke Diah Jadi Tamparan Politik

Pulau Enggano terisolir, namun justru Rieke Diah Pitaloka—anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat—yang mendatangi lokasi pendangkalan alur.

Kunjungan itu pun di lakukan secara tertutup dan tak melibatkan kepala daerah maupun tokoh masyarakat Bengkulu.

PT Pelindo Bengkulu bahkan di tuding ‘cari aman’ dengan membatasi akses informasi publik terkait kunjungan tersebut.

Koordinator Forum Peduli Rakyat Bengkulu (FPRB), Putra Wijaya, mengecam ketidakhadiran para anggota DPR RI Dapil Bengkulu di tengah krisis ini.

“Kalau wakil rakyat dari daerah lain saja lebih peduli dengan kondisi Bengkulu, lantas ke mana wakil rakyat DPR RI Dapil kita ini?

Miris kita melihat kondisi sekarang. Sejumlah warga Pulau Enggano terancam kelaparan,” tegas Putra Wijaya dalam keterangannya.

Pulau Enggano Terisolir, Ini Harapan Warga

Dengan terisolirnya Pulau Enggano, Masyarakat bukan hanya menuntut empati, tapi juga aksi nyata.

Masyarakat kini berharap, langkah Rieke Diah Pitaloka bisa menjadi jembatan perhatian pemerintah pusat terhadap penderitaan warga Enggano.

Putra Wijaya menambahkan, “Setidaknya hal ini di ketahui pemerintah pusat, sehingga harapan kita dalam waktu dekat ada aksi pemerintah untuk bergerak ke Enggano melihat kondisi warga di sana.”

Di tengah ketidakpastian langkah dari DPR RI Dapil Bengkulu, suara rakyat semakin lantang menuntut pertanggungjawaban.

Ketika ribuan warga terisolasi dan nyawa terancam akibat krisis pangan dan energi, ketidakhadiran para wakil rakyat menjadi luka politik yang dalam.

DPR RI Dapil Bengkulu Harus Bertindak Sekarang

Pulau Enggano terisolir sudah cukup lama, dan tak bisa terus di biarkan tanpa solusi.

Saat ini masyarakat tidak hanya butuh janji, tetapi kehadiran langsung dan kebijakan konkret dari para pemegang amanah rakyat.

Kekecewaan publik bukan sekadar reaksi emosional, melainkan bentuk kegelisahan terhadap kelambanan pemerintah dalam menangani persoalan mendesak.

Dengan kondisi geografis yang ekstrem, Pulau Enggano sangat bergantung pada pelabuhan dan transportasi laut untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Jika DPR RI Dapil Bengkulu tak segera turun tangan, bukan tidak mungkin kepercayaan publik akan makin runtuh.

Karena itu, langkah nyata dan segera di butuhkan untuk memulihkan akses, logistik, dan harapan warga Enggano.