Jelang Lawan Jepang Lapis Kedua, Ini Perbandingan Nilai Pemain dengan Timnas, AFC Tantang Ole

Striker Timnas Indonesia, Ole Romeny ditantang AFC mencetak gol lagi saat lawan Jepang yang hanya akan menurunkan pemain lapis kedua. foto:Ole/Ngenelo.net-
NGENELO.NET, BOLA – Menghadapi Jepang yang akan menurunkan tim lapis kedua, Selasa 10 Juni 2025 petang tetaplah bukan perkara mudah bagi Timnas Indonesia.
Skuad Patrick Kluivert, tetap saja menjadi tim yang tak diunggulkan saat menantang para punggawa Samurai Blue.
Bukan tanpa alasan, Jepang tetaplah Jepang yang saat ini menduduki peringkat 15 dunia. Perbedaan kelas kedua tim sangatlah jauh.
Laman transfermarkt mencatat, nilai pasar Timnas Indonesia hanya diangka Rp527,53 miliar. Dengan rataan umur pemain 26,2 tahun, tercatat pemain Timnas yang bermain di luar negeri hanya 13 orang atau 56,5 persen.
Itupun mayoritas di dominasi pemain keturunan yang sudah berganti kewarganegaraan Indonesia. Sisanya, mayoritas bermain di liga lokal.
Laman transfermarkt juga mencatat, pemain Timnas Indonesia termahal adalah bek FC Twente, Mees Hilgers dengan nilai pasar Rp112,98 miliar.
Serta, pemain dengan nilai pasar terendah adalah Rafael Struick yang saat ini masih tercatat bermain di Liga Australia Brisbane Roar dengan nilai pasar Rp2,61 miliar.
Bandingkan dengan skuad Jepang, yang memiliki nilai pasar Rp2.511,65 miliar atau Rp2,5 triliun. Pemain termahal Jepang, Takefusa Kubo yang bermain di Liga Spanyol Real Sociedad memiliki nilai pasar Rp521,45 miliar.
Seorang Takefusa Kubo, memiliki nilai yang nyaris sama dengan nilai pasar Timnas Indonesia secara keseluruhan.
Adapun pemain termurah adalah Koki Kumasaka, seorang gelandang bertahan dari klub Kashiwa Reysol dengan nilai Rp7,82 miliar
Adapun rataan umur pemain Jepang adalah, 25,1 tahun dengan 18 pemain atau 78,3 persen merupakan abroad di luar negeri.
Jepang Lapis Kedua Tetap Menakutkan
Dengan perbandingan mencolok di atas, tak salah jika kemudian Jepang yang hanya akan menurunkan pemain lapis kedua tetaplah menjadi tim yang menakutkan.
Usai laga melawan Australia dengan hasil kekalahan 0-1, Pelatih kepala Jepang Hajime Moriyasu mengungkapkan alasan menurunkan pemain lapis kedua.
“Saya ingin melihat apa yang dapat mereka (para pemain yang tidak berpengalaman) lakukan melawan lawan yang kuat dalam situasi yang sangat sulit. Kami harus meningkatkan dan memperluas skuad kami,” kata Moriyasu dikutip dari laman resmi JFA_PSSI nya Jepang.
Menghadapi Jepang dengan pemain lapis kedua, tetap saja membuat silau. Pelatih Timnas Patrick Kluivert ikut sadar, meskipun tanpa bintang utama, Jepang tetap akan menjadi lawan yang jauh lebih tangguh.
Apapun hasil Jepang Vs Timnas Indonesia nantinya, memang sudah tak menentukan. Jepang sudah di pastikan lolos langsung ke Piala Dunia 2026 dengan menjadi juara grup C. Sedangkan Timnas, masih harus berjuang dengan lolos ke putaran 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 zona asia.
AFC Tantang Ole Jelang Lawang Jepang
Sementara itu, jelang pertandingan pada media sosialnya AFC mengulas kemampuan striker Timnas Indonesia, Ole Romeny.
Menampilkan, gol-gol yang sudah di cetak bersama Timnas, AFC mengeluarkan caption dengan nada sedikit menantang.
‘Will we see the Romenij trademark celebration again for Garuda?”, tulis AFC. Kalimat yang bisa berarti, akankah seorang Ole kembali berhasil mencetak gol bagi Timnas Indonesia saat melawan Jepang nanti.
Sebuah nada tantangan, sekaligus pelecut semangat bagi seorang Ole. Striker Timnas Indonesia, itu telah mencetak sejarah usai mencetak gol pinalti saat melawan China.
Golnya tersebut bukan hanya membawa keunggulan bagi Indonesia, tapi juga menyamai rekor legendaris milik Pele.
Romeny berhasil mencetak gol dalam tiga laga internasional pertamanya, menyusul gol-gol sebelumnya ke gawang Australia dan Bahrain.
Catatan ini bukan sembarangan. Menurut Transfermarkt Pencapaian ini sebelumnya hanya berhasil di raih Pele pada akhir 1950-an, dan belum berhasil di samai oleh pemain-pemain top dunia seperti Messi, Ronaldo, hingga Haaland.