Kepahiang, Ngenelo.net, – Dengan di antar ratusan pelayat, korban kecelakaan di Liku 9, Fredy Wijaya (23), telah di makamkan pada Sabtu, 7 Juni 2025 di TPU Kelurahan Dusun Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.
Fredy Wijaya merupakan anak tunggal dalam keluarganya.
Sebab itu, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kedua orang tuanya.
Keluarga besar dan kerabat tak kuasa menahan air mata saat prosesi pemakaman berlangsung.
Sebelumnya, Fredy Wijaya di nyatakan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di liku 9 Kepahiang yang di duga di serempet truk batubara.
Ia berboncengan dengan rekannya, Ismar Hendrawan, mengendarai sepeda motor saat peristiwa itu terjadi.
Fredy Dikenal Sosok Periang dan Mudah Bergaul
Semasa hidup, korban kecelakaan Liku 9 ini di kenal sebagai pribadi yang periang dan mudah bergaul.
Tak sedikit sahabat dan tetangga yang merasa sangat kehilangan atas kepergiannya.
“Selama masa hidup, almarhum tak pernah aneh-aneh,” kata Ketua RT II Dusun Kepahiang, Yulianus.
Ia menambahkan, Fredy Wijaya termasuk pemuda yang santun dan tidak neko-neko.
Bagi teman-temannya, Fredy Wijaya bukan hanya sekadar teman nongkrong.
Ia sosok yang ringan tangan, sering membantu, dan selalu hadir di tengah kegiatan sosial lingkungan.
Kecelakaan Liku 9 Kembali Sorot Truk Batubara
Tragedi yang menimpa korban dalam kecelakaan di Liku 9 juga memunculkan kembali kritik tajam terhadap aktivitas truk batubara.
Banyak warga menilai bahwa jalur Liku 9 tidak lagi layak di lintasi truk bermuatan besar, selain membahayakan pengendara lain juga tak jarang menjadi biang kerok kemacetan.
“Kalau pun harus melintas, ya harus di atur,” salah seorang kerabat korban.
Ia menyebut lalu lintas truk batubara membawa dampak buruk bagi Kabupaten Kepahiang.
Pasalnya, truk-truk batubara tersebut berasal dari Provinsi Jambi dan hanya lewat menuju Bengkulu.
Sementara Kabupaten Kepahiang tak mendapat manfaat apa pun, kecuali risiko kecelakaan dan kerusakan jalan.
“Ini bukan soal ekonomi lagi. Ini soal nyawa,” ungkap salah satu pelayat yang enggan di sebutkan namanya.
Ia berharap kecelakaan seperti yang menimpa Fredy Wijaya tidak lagi terulang dan menjadi alarm keras bagi para pengambil kebijakan.
Warga mendesak agar pemerintah segera meninjau ulang kebijakan lalu lintas di jalur rawan tersebut, khususnya untuk kendaraan berat seperti truk batubara.
Tragedi Ini Jadi Alarm Nyata bagi Pemerintah
Dengan adanya korban jiwa dalam kecelakaan yang di duga melibatkan truk batu bara di Liku 9 seharusnya menjadi alarm serius bagi pemerintah.
Jalur Liku 9 bukan hanya padat, tapi juga berbahaya terutama saat hujan dan minim pengawasan.
Peristiwa ini terjadi saat Fredy Wijaya dan Ismar melintasi tikungan Liku 9 dalam kondisi hujan.
Dari arah berlawanan, muncul truk besar yang di duga menjadi penyebab benturan.
Mereka sempat di larikan ke RSUD Kepahiang, namun Fredy Wijaya tak tertolong.
Berbagai kalangan menuntut evaluasi total. Bukan hanya soal regulasi, tapi juga keselamatan pengguna jalan.
Warga berharap kejadian tragis seperti ini tidak kembali terjadi di masa depan.