Film Pembantaian Dukun Santet rilis 8 Mei 2025.Film Pembantaian Dukun Santet rilis 8 Mei 2025.

Ngenelo.net, News Update, – Film horor terbaru berjudul Pembantaian Dukun Santet resmi tayang di bioskop Indonesia sejak 8 Mei 2025.

Dengan mengusung kisah kelam yang pernah mengguncang tanah Banyuwangi pada 1998 Pembantaian Dukun Santet sukses menyedot perhatian publik dengan capaian 83.065 penonton di hari pertama.

Mengusung genre horor psikologis dengan balutan latar sejarah, film ini menjadi perbincangan hangat di berbagai platform digital, terutama karena mengangkat tema sensitif: eksekusi massal terhadap mereka yang di tuduh sebagai dukun santet.

Kisah Pembantaian Dukun Santet merupakan adaptasi dari thread viral karya Jeropoint bertajuk Lemah Santet Banyuwangi yang meledak di media sosial pada Februari 2023.

Thread tersebut kemudian di kembangkan menjadi naskah oleh Baskoroadi Wuryanto dan Andri Cahyadi, lalu di garap oleh sutradara Azhar Kinoi Lubis.

Produksi film ini melibatkan dua rumah produksi ternama, MD Pictures dan Pichouse Films, yang di kenal dengan karya-karya horor mereka yang menggugah emosi penonton.

Dalam durasi 115 menit, Pembantaian Dukun Santet membawa penonton masuk ke dalam dunia mencekam yang pernah menjadi kenyataan: histeria massal, ketakutan kolektif, dan teror yang membabi buta kepada siapa pun yang dianggap sebagai ancaman gaib.

Teror di Pesantren: Ketakutan Nyata dari Masa Lalu

Cerita dalam Pembantaian Dukun Santet berpusat pada sebuah pesantren di Banyuwangi yang tiba-tiba mengalami rentetan kejadian mengerikan pada tahun 1998.

Teror tidak hanya datang dari kekuatan supranatural, namun juga dari massa yang kehilangan akal sehat karena isu santet yang menyebar luas.

Satu per satu guru dan murid menjadi korban pembunuhan, dan puncaknya terjadi saat pemilik pesantren menghilang secara misterius.

Karakter utama dalam Pembantaian Dukun Santet adalah Satrio, seorang santri muda yang diperankan Kevin Ardilova.

Ia menjadi saksi hidup kehancuran tempat ia menuntut ilmu, serta menjadi tokoh kunci dalam menyingkap misteri yang menyelimuti tragedi tersebut.

Dilema Satrio kian dalam saat ia harus memikirkan keselamatan kedua orang tuanya di tengah kekacauan.

Dalam film ini, pembantaian terhadap mereka yang di tuduh sebagai dukun santet terjadi secara brutal dan terang-terangan. Bahkan di depan umum.

Sosok misterius berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup kepala muncul sebagai eksekutor yang tidak segan-segan menebas leher korbannya.

Sosok ini menjadi simbol kekuatan gelap yang tak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga manipulasi ketakutan masyarakat.

Film Pembantaian Dukun Santet dan Protes dari Banyuwangi

Judul Pembantaian Dukun Santet sempat menuai kontroversi. Banyak pihak menilai bahwa pemakaian nama Banyuwangi dalam judul awal film akan memperburuk citra daerah tersebut.

Salah satu protes paling vokal datang dari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) cabang Banyuwangi, yang menyatakan bahwa tragedi nyata tersebut seharusnya di pahami secara menyeluruh, bukan sekadar eksploitasi untuk hiburan.

MD Pictures dan Pichouse Films akhirnya mengganti judul awal menjadi Pembantaian Dukun Santet. Sesuai tajuk berita koran-koran nasional di era tersebut.

Mereka juga menunda perilisan film hingga 8 Mei 2025. Ini untuk memberikan ruang diskusi lebih luas mengenai sensitivitas tema yang di angkat.

Meskipun judulnya masih mengandung unsur kontroversial, film Pembantaian Dukun Santet tetap mempertahankan nuansa historis dan sosial yang kompleks.

Tragedi yang terjadi pada 1998 bukan hanya berkisar pada pembunuhan. Tetapi juga mengandung lapisan konflik sosial, politik, dan pelanggaran hak asasi manusia yang masih menjadi perdebatan hingga hari ini.

Deretan Aktor Film Pembantaian Dukun Santet

Film Pembantaian Dukun Santet juga di dukung oleh deretan aktor dan aktris ternama yang berhasil menghidupkan nuansa kelam film ini.

Selain Kevin Ardilova sebagai Satrio, ada Aurora Ribero sebagai Annisa, Kaneishia Yusuf sebagai Nurul, dan Teuku Rifnu Wikana sebagai Ustadz Ridwan.

Performansi mereka mendapat pujian atas kedalaman emosi dan ketegangan yang berhasil dibangun dari awal hingga akhir film.

Pemeran lainnya seperti M. Iqbal Sulaiman, Totos Rasiti, Annisa Hertami, hingga Ayu Dyah Pasha menambah kekuatan film ini dalam menggambarkan masyarakat yang hidup dalam tekanan dan ketakutan ekstrem.

Sosok misterius dalam film, yang identitasnya menjadi plot twist tersendiri, juga berhasil menjadi elemen kejutan yang membuat penonton terpaku.

Secara teknis, film ini menampilkan sinematografi mencekam khas film horor Indonesia modern. Dengan permainan cahaya redup, efek suara menusuk, serta alur yang tidak mudah di tebak.

Penonton di ajak masuk ke dalam atmosfir penuh paranoia, ketidakpercayaan, dan kebrutalan yang mencerminkan tragedi nyata yang terjadi lebih dari dua dekade lalu.

Pesan Moral dan Daya Saing di Pasar Film Nasional

Lebih dari sekadar hiburan, Pembantaian Dukun Santet menghadirkan refleksi mendalam tentang dampak fitnah, kebencian, dan ketakutan yang meluas di masyarakat.

Tragedi ini menunjukkan bagaimana hukum rimba bisa berlaku ketika akal sehat dan keadilan di tinggalkan.

NETWORK: Daftar Website

NetworK