NGENELO.NET, KEPAHIANG – Ada pemandangan cukup menggelitik, saat aksi demo massa mengatasnamakan Pedagang Kaki Lima (PKL) Terminal Pasar Kepahiang, Selasa 15 April 2025 sekira pukul 09.00 WIB di gedung DPRD Kabupaten Kepahiang.
Selain tuntutan utama meminta perhatian usai dilakukannya penertiban oleh petugas gabungan pekan lalu, para peserta aksi demo juga menyentil nama Lisa Mariana.
Nama sosok wanita yang hangat di bicarakan belakangan ini, jadi perhatian lantaran mengklaim diri memiliki hubungan spesial dengan sosok mantan Gubernur Jawa Barat, RK.
“Bukan Lisa Mariana Saja Butuh Hak, Kami PKL juga Butuh Hak,” tulis salah satu spanduk yang di bentangkan para pendemo.
Peserta aksi demo menyambangi gedung DPRD Kepahiang dalam upaya meminta dukungan wakil rakyat, lantaran nasib mereka terancam setelah di lakukannya penertiban petugas gabungan dari Pemkab Kepahiang.
“Percuma Kota yang Di tata Tapi PKL Menderita. Kami PKL Butuh Makan Butuh Biaya Anak Sekolah. ‘Kami Minta Solusi, Bukan Halal Haram,” tulis spanduk lainnya, sekaligus mewakili suara hati para pendemo.
Mengatasnamakan, puluhan pendemo menyambangi gedung DPRD Kabupaten Kepahiang, agar pihak terkait memperhatikan nasib mereka.
“Kami cari solusi, kami butuh makan,” teriak salah seorang pendemo. Menuju gedung dewan, rombongan pendemo datang menggunakan sepeda motor dan mobil bak terbuka.
Pendemo berorasi menyuarakan desakan mereka, mulai dari pintu masuk gedung DPRD Kabupaten Kepahiang.
Salah satu pedagang, mengatakan bahwa aksi mereka pada pagi hari ini merupakan aksi damai. Mereka sejatinya mendukung, rencana revitalisasi yang di lakukan oleh Pemkab Kepahiang.
Hanya saja, pedagang menuntut agar mereka tidak hanya diusir dari tempat mereka berjualan, namun juga di berikan solusi tempat berdagang yang baru.
“Kami tidak punya gaji bulanan, kebun kami di sinilah pak. Kalau kami tidak boleh jualan, di mana kami dapat uang untuk makan. Tolong perhatikan kami juga,” kata Ayu, salah satu peserta demo dalam orasinya.
Demo PKL, Bertemu Dewan Tertutup
Setelah 30 menit orasi, perwakilan pedagang kemudian di terima untuk melakukan hearing atau rapat dengar pendapat (RDP) di ruang Banggar DPRD Kepahiang.
10 orang perwakilan pedagang di persilahkan masuk ruangan, dan yang lain menunggu di luar ruangan. Hearing ini sendiri berlangsung tertutup, di pimpin Ketua DPRD Kepahiang, Gregory Dayefiandro.
Sebelumnya, Pemkab melakukan penertiban di kawasan Terminal, Pasar Kepahiang hingga Taman Santoso pada pekan lalu. Mereka di tenggat sampai, Rabu 9 April 2025 untuk mengosongkan lapak.
Khusus PKL Teminal Pasar Kepahiang, di beri tenggat hingga akhir April ini untuk mengosongkan lapak dagangan.
Sebelumnya juga Bupati Kepahiang Zurdi Nata juga telah mengungkapkan, ada indikasi pungutan liar di kawasan Terminal Pasar Kepahiang. Ini, di tenggarai menyebabkan terjadinya kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga nyaris 10 tahun lamanya.