Wakil Gubernur Bengkulu Mian, saat menjabat Bupati Bengkulu Utara menghardik sopir batu bara bermuatan 18 ton. Jalan Bengkulu Utara saat ini hancur, padahal arus mudik Idul Fitri 1446 H mulai padat. Foto tangkapan layar - Ngenelo.netWakil Gubernur Bengkulu Mian, saat menjabat Bupati Bengkulu Utara menghardik sopir batu bara bermuatan 18 ton. Jalan Bengkulu Utara saat ini hancur, padahal arus mudik Idul Fitri 1446 H mulai padat. Foto tangkapan layar - Ngenelo.net

Ngenelo.net, Bengkulu Utara, – Jalan Bengkulu Utara kini semakin parah, dengan kondisi jalan yang penuh lubang dan bergelombang.

Masalah ini semakin mendalam, mengingat kebijakan dan perawatan infrastruktur yang di nilai belum maksimal.

Namun, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, berjanji akan menyelesaikan masalah infrastruktur ini dalam waktu tiga tahun dengan anggaran minimal Rp600 miliar setiap tahunnya.

“Sesuai janji kami, infrastruktur di Bengkulu Utara akan di selesaikan dalam waktu tiga tahun.

Kami telah menyiapkan anggaran minimal Rp600 miliar setiap tahunnya untuk mewujudkan ini,” kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di kutip dar laman Antara Minggu 30 Maret 2025.

Komitmen Gubernur Helmi Hasan untuk Perbaikan Infrastruktur di Bengkulu Utara

Gubernur Helmi Hasan menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Bengkulu Utara akan dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.

Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen pasangan Gubernur Helmi Hasan dan Wakil Gubernur Mian untuk menyelesaikan berbagai masalah infrastruktur yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu.

Selain memperbaiki jalan, jembatan, dan irigasi yang rusak, program ini juga mencakup penyediaan ambulans untuk setiap kecamatan, penguatan sarana dan prasarana pertanian.

Serta peningkatan akses pendidikan dan layanan kesehatan gratis yang berkualitas.

Tantangan Infrastruktur di Bengkulu Utara

Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, mengungkapkan sejumlah persoalan yang mendesak terkait infrastruktur di wilayahnya, terutama masalah jalan dan irigasi.

Ia menyoroti pentingnya konektivitas jalan serta keberlanjutan pengelolaan irigasi untuk menunjang ketahanan pangan di daerah tersebut.

“Kami menyampaikan beberapa hal terkait perbaikan jalan dan ketahanan pangan, terutama agar irigasi dapat berfungsi optimal.

Alhamdulillah, pak gubernur menyambut baik usulan ini dan berkomitmen menanganinya secara bertahap,” ujar Bupati Arie Septia Adinata.

Lebaran, Jalan Bengkulu Utara Diwarnai Lubang Menganga

Warga Bengkulu Utara sempat gembira dengan kondisi jalan yang mulus setelah perbaikan dilakukan pasca-kunjungan Presiden Joko Widodo.

Namun, kondisi jalan tersebut tidak bertahan lama. Kini, banyak jalan di Bengkulu Utara di penuhi lubang besar yang mengancam keselamatan pengendara.

Parahnya, di momen mudik hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah kondisi jalan tanpa tersentuh perbaikan atau penimbunan lubang.

Kondisi ini seakan di biarkan oleh pemerintah, padahal pengguna jalan saat lebaran meningkat.

“Parah, lubangnya dalam-dalam,” keluh Santoso, seorang pengguna jalan, saat di wawancarai oleh ngenelo.net.

Salah satu titik terparah berada di daerah jalan Tanjung Agung Palik, yang sebelumnya mulus, kini berlubang dan mulai bergelombang dan di prediksi akan segera rusak total.

Penyebab Kerusakan Jalan Angkta Batu Bara Over Tonase?

Kondisi jalan yang rusak parah di duga akibat pengangkutan batu bara yang melebihi kapasitas tonase jalan.

Pengangkutan batu bara ini di duga menjadi salah satu faktor penyebab jalan cepat rusak, seperti yang di keluhkan pengguna jalan, Ahmad (47).

“Bagaimana tidak cepat rusak, sekarang jadi jalan mobil batu bara dan tonasenya banyak over kapasitas,” keluh Ahmad.

Sebagai informasi jalan Provinsi Bengkulu maksimal muatan yang di izinkan adalah 8 ton.

Fakta ini di perkuat dengan aksi Wakil Gubernur Bengkulu Mian yang saat itu menjabat Bupati Bengkulu Utara sempat menghardik seorang sopir batu bara yang membawa muatan 18 ton.

Sementara, berdasarkan penelusuan Ngenelo.net, salah seorang sopir batu bara yang tidak ingin di sebutkan namanya mengakui bahwa mereka seringkali memaksimalkan muatan untuk menutupi biaya operasional.

“Rugi kalau cuma 8 ton, minyak dan operasional sudah berapa. Kami di bayar per ton,” ungkapnya.

Di ungkapkannya, kondisi ini terpaksa di lakukan karena kebutuhan.

Ia berharap tarif pengangkutan  bata bara ini dapat di sesuaikan dengan kebutuhan biaya operasional.

Tentunya, kondisi ini dengan hitungan sekali angkut, yakni maksimal 8 ton.

“Kalau tarifnya di sesuaikan kami senang,  karena jika lebih 8 ton resiko di jalan juga besar,” ungkapnya.

Solusi untuk Menanggulangi Kerusakan Jalan

Jika memang pengangkutan batu bara menjadi penyebab utama kerusakan jalan di Bengkulu Utara, Gubernur Helmi Hasan harus segera menindaklanjuti masalah ini.

Salah satunya, dengan penertiban penerapan aturan tonase kendaraan pengangkut batu bara.

Sebab, dengan penertiban pengisian muatan bisa menjadi solusi agar jalan tidak cepat rusak.

Namun, penerapan kebijakan ini tidaklah mudah, karena dapat menimbulkan masalah baru, seperti perubahan tarif ongkos angkutan batu bara.

Meski demikian, jika perbaikan infrastruktur tidak segera dilakukan, kerugian ekonomi akan semakin besar dan merugikan masyarakat.

NETWORK: Daftar Website

NetworK