NGENELO.NET, – Sebuah video mengharukan yang beredar luas di media sosial. Warga harus bergotong royong Tandu Jenazah kemudian dilanjutkan dengan sepeda motor.
Kondisi memperlihatkan situasi sulit ini di hadapi oleh warga Desa Sosokan Taba, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Dalam video berdurasi 47 detik, warga terlihat bergantian menggotong jenazah Saefi (60) dari Dusun Damar Kencana, yang meninggal mendadak di pondoknya.
Video ini menyoroti betapa buruknya kondisi akses jalan yang membuat jenazah harus di angkut dengan tandu terbuat dari bambu.
Sebuah solusi yang terpaksa di lakukan karena tidak ada kendaraan roda empat yang bisa melewati jalan desa.
Bidan Desa Damar Kencana, Hesty Agustina, yang turut terlibat dalam proses pengangkutan jenazah, menjelaskan bahwa perjalanan tersebut memakan waktu hingga dua jam dengan berjalan kaki.
Setelah dua jam berjalan, jenazah baru bisa di angkut menggunakan sepeda motor dengan bantuan pohon pisang sebagai penopang jenazah.
“Saya sudah bekerja selama 12 tahun sebagai bidan desa, dan sayangnya ini bukan kejadian pertama. Setiap kali ada warga yang sakit atau meninggal, terpaksa jenazah harus di bawa menggunakan tandu,” ujar Hesty dalam video tersebut.
Menurut Hesty, kondisi jalan yang sempit dan jelek memaksa warga untuk mengambil langkah ekstrem ini.
“Kami tidak punya pilihan lain. Warga yang meninggal, terutama yang berasal dari luar daerah seperti Lubuklinggau, harus di tandu agar bisa keluar desa,” tambahnya.
Kondisi ini sering menjadi masalah bagi warga yang membutuhkan perawatan medis atau harus memakamkan jenazah.
Tandu Jenazah: Solusi Sementara dalam Keadaan Terpencil
Proses pengangkutan jenazah dengan tandu menjadi solusi sementara bagi banyak warga desa yang berada di wilayah terisolasi.
Hesty mengungkapkan meskipun proses ini terasa sangat berat, ini adalah satu-satunya cara agar jenazah dapat di bawa keluar dari desa.
“Tentu saja kami berharap agar pemerintah dapat memperbaiki infrastruktur jalan di desa kami, agar ke depannya tidak ada lagi warga yang harus melalui proses seperti ini,” ungkap Hesty.
Safei, warga yang meninggal, di temukan saat rumahnya masih terbuka pada malam hari, sementara istrinya sedang bepergian.
Warga yang curiga dengan keadaan ini memutuskan untuk mengecek, dan menemukan Saefi sudah meninggal dunia di kamarnya.
Kejadian ini memicu gelombang ucapan duka cita di media sosial. Banyak yang menyayangkan buruknya kondisi jalan yang telah berlangsung lama tanpa ada perhatian dari pemerintah daerah.
Terlebih, di hari yang sama Kabupaten kepahiang merayakan pesta rakyat dengan mengundang grup band armada dalam rangka HUTÂ ke-21.
Pemerintah Desa dan Masyarakat dan Keluarga Berterima Kasih atas Bantuan Warga
Terkait proses pemulangan jenazah Saefi, Pemerintah Desa Rejo Sari juga turut memberikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu membawa jenazah ke kediaman keluarga.
Akun resmi PemDes Rejo Sari, melalui media sosialnya, mengungkapkan, “Kami dari Pemerintah Desa Rejo Sari mengucapkan ribuan terima kasih kepada warga yang telah membantu pemulangan almarhum ke kediaman kami di desa Rejo Sari.”
Akun Suny Bowo, yang mewakili masyarakat di wilayah tersebut, juga memberikan penghargaan kepada mereka yang turut membantu.
“Kami pemerintah, masyarakat, dan ahli musibah di Rejo Sari Purwodadi Musirawas mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah membantu kepulangan jenazah bapak Saefi Almarhum ke rumah duka. Semoga segala kebaikan mendapat balasan dari Allah SWT,” tulisnya.
Perhatian Pemerintah pada Infrastruktur Desa Terpencil Sangat Diharapkan
Kondisi jalan yang buruk di desa-desa terpencil seperti jalan Langgar Jaya telah lama menjadi masalah yang belum mendapat perhatian serius dari pihak terkait.
Video tentang pengangkutan jenazah ini menyoroti kesulitan yang di alami oleh warga dalam menghadapi kondisi darurat seperti kematian.
Keberadaan akses jalan yang layak sangat penting agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan memadai. Selain itu juga untuk memastikan kejadian ini tidak terulang dalam proses pengangkutan jenazah.
Harapan besar kini tertuju pada pemerintah daerah dan pusat untuk segera memperbaiki akses jalan di wilayah ini.
Tidak hanya untuk kemudahan mobilitas sehari-hari, tetapi juga untuk menjaga keselamatan dan kesehatan warga, serta memberikan kenyamanan dalam situasi yang penuh duka seperti ini.
Peristiwa pengangkutan jenazah dengan tandu yang di lakukan warga Desa Sosokan Taba ini menjadi sorotan penting.
Khususnya terkait kondisi infrastruktur yang sangat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat desa.
Di harapkan, dengan perhatian lebih dari pemerintah, akses jalan yang lebih baik akan segera terwujud.
Dengan begitu akan memberikan kemudahan bagi warga desa dalam situasi apapun, termasuk saat darurat seperti kematian.
Infrastruktur yang lebih baik akan mempercepat proses evakuasi dan memastikan bahwa warga desa tidak lagi harus berjuang keras untuk kondisi dasar kehidupan mereka.
Terlebih ini bukan kejadian pertama kali, pada Maret 2024 lalu. Kejadian serupa jenazah di tandu karena jeleknya akses jalan Langgar Jaya Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang.