NGENELO.NET, – Peristiwa warga Mukomuko yang tewas diterkam Harimau, memicu kekhawatiran di masyarakat setempat, mengingat harimau yang menyerang di duga lebih dari satu ekor.
Dugaan ini bukan tanpa alasan. Sebab, sebelum kejadian ini, konflik antara warga dan harimau telah terjadi.
Empat hari sebelumnya, seekor sapi milik warga Desa Mekar Jaya mati di terkam harimau di kebun.
Menurut perangkat Desa Tunggal Jaya, Galuh, jejak harimau yang di temukan di lokasi sapi lebih besar di bandingkan jejak yang di temukan di tempat penyerangan Ibnu.
Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa terdapat lebih dari satu ekor harimau yang berkeliaran di sekitar pemukiman warga.
“Pada pagi hari sebelum kejadian, harimau terlihat mengejar sapi warga. Di dekat lokasi penyerangan Ibnu,” ujar Sekretaris Desa Tunggal Jaya, Hari Cahyono.
Kondisi ini menunjukkan bahwa harimau masih berada di sekitar area kejadian.
Langkah Cepat Penanganan Warga Mukomuko Diterkam Harimau
Merespons kejadian tersebut, berbagai pihak termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Camat Teras Terunjam, Kapolsek Teras Terunjam, serta Danramil 0428-03 Penarik segera turun ke lokasi pada Rabu pagi.
Mereka memberikan imbauan kepada warga untuk menghindari aktivitas di kebun pada sore, malam, dan pagi hari guna mencegah serangan lanjutan.
Pihak Polsek Teras Terunjam juga melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP). Dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, seperti Argiat Mako (26), Rahmat Adi Wijaya (24), dan Bagas Saputra (18).
Para saksi ini turut serta dalam pencarian korban dan memberikan informasi terkait penemuan jejak harimau di sekitar lokasi warga Mukomuko di temukan meninggal dunia yang di duga usai diterkam Harimau.
Keseimbangan Antara Manusia dan Satwa Liar
Kejadian ini menyoroti pentingnya penanganan konflik manusia dan satwa liar, terutama di wilayah yang berbatasan dengan habitat alami satwa.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan segera jika ada tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar pemukiman.
Konflik semacam ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan pelestarian satwa sekaligus memastikan keselamatan manusia.
Penanganan yang tepat di harapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa depan.