Ketua PSSI Erick Thohir dengan pemain naturalisasi teranyarnya, Kevin DiksKetua PSSI Erick Thohir dengan pemain naturalisasi teranyarnya, Kevin Diks

NGENELO.NET – Program naturalisasi yang sedang gencar-gencarnya dilakukan PSSI belakangan ini dapat sorotan tajam dari anggota DPR RI.

Program naturalisasi jadi gambaran betapa jebloknya, pembinaan olahraga khususnya cabang sepakbola yang dilakukan PSSI selama ini. Sejak berdiri, terbukti PSSI gagal membentuk tim nasional yang kuat dan disegani setidaknya tingkat asia.

Tak sekalipun Timnas sanggup bermain di Piala Dunia, atau menjuarai Piala Asia. Hanya memori manis selintas bagaimana Timnas sanggup menahan Uni Sovyet di Olimpiade 1956, yang terus didengungkan hingga saat ini.

Kelolosan Timnas tersebut juga mesti di pertanyakan juga, karena kala ini tak memakai jalur kualifikasi ketat seperti yang terjadi di era sepakbola modern saat ini.

Kritikan tajam anggota DPR RI ini tercermin saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI dan PSSI dengan agenda Permohonan Pertimbangan Pemberian Kewarganegaraan Republik Indonesia kepada atlet sepak bola Kevin Diks, Estella Raquel Loupattij,  Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, Senin 4 November 2024.

Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah kritik naturalisasi PSSI. foto: TV parlemen
Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah kritik naturalisasi PSSI. foto: TV Parlemen

Di sini, Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, dari fraksi Demokrat dapil NTT 2 mempertanyakan sampai kapan natralisasi ini akan terus berlangsung.

“Mau sampai kapan ambil atlet luar terus,” tanya Anita. Dengan kondisi yang ada menurutnya, ada yang salah dengan pembinaan yang selama ini di lakukan Kemenpora dan PSSI.

Atlet di luar bisa berprestasi baik, menurutnya karena ada pembinaan dan di latih dengan tenaga profesional.  Artinya, jika pola yang sama di lakukan dengan baik, bukan tak mungkin atlet Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama.

“Padahal mereka (atlet luar,red) di sana karena ada yang melatih. Berarti, pertanyaan kami, bagaimana upaya Kemenpora melakukan hal yang sama. Soal pelatih, kalau memang perlu bagaimana ambil pelatihnya, kalau memang pelatih kita di anggap belum mampu,” kritik Anita.

 

Anggota DPR RI Minta PSSI Perhatikan Atlet Daerah 3 T

Atlet Indonesia menurutnya, khususnya yang berada di daerah 3 T memiliki fisik dan daya tahan tubuh yang kuat karena sudah terbiasa hidup susah. Tinggal lagi bagaimana cara pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dan PSSI melakukan pembinaan yang serius.

“Bagaimana kalau ini (naturalisasi,red) gagal lagi? Ini kan bukan yang pertama.  Kita juga punya atlet di daerah, ambil atlet di daerah 3 T mereka sudah terlatih dengan hidup susah dan kuat. Menpora harus bidik atlet yang punya kemampuan, latih mereka sebak mungkin.

Ini catatan penting kita ke depan. Banggakan atlet anak kita sendiri. NTT misalnya gudang atlet, tapi kurang di sentuh. kalau anak-anak kita di lihat dan di bidik betul, atlet kita luar biasa, saya saya yakin bisa mendunia juga,” papar Anita.

Senada, anggota DPR RI lainnya dari fraksi PAN Muhammad Hoerudin Amin juga menyoroti pembinaan yang di lakukan PSSI terhadap atlet usia muda.

Naturalisasi menurutnya, merupakan imbas jeleknya pembinaan atlet muda di Indonesia selama ini. Ini terjadi , karena ada tarik menarik kepentingan. “Dari mulai proses seleksi, yang seharusnya A masuk jadi tak masuk, yang seharunya layak masuk jadi tak masuk. Kenapa kita gagal seleksi dari bawah sampai ke atas, karena di perjalanan kita sering tak terbuka,” bebernya.

“Untuk jangka panjang kita mesti berpikir, anak-anak kita yang ada di kampung-kampung coba seleksinya jauh lebih terbuka dan jujur. Insya Allah banyak anak-anak kita yang punya kemampuan menjadi atlet yang perkasa yang bisa banggakan bangsa kita,” pungkas anggota DPR RI, Hoerudin Amin.

Kualitas Pemain Lokal Jelek Karena Pembinaan Tak Jalan

Di banyak kesempatan, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan program naturalisasi yang gencar di jalankan saat ini merupakan program jangka pendek. Naturalisasi di geber tak lepas dari upaya Timnas Indonesia yang saat ini tengah berjuang di kualifikasi round 3 Piala Dunia 2026 zona asia.

Untuk lolos dan melaju ke putaran final Piala Dunia 2026, tinggal selangkah lagi mesti di lalui. Akan sangat tak memungkinkan jika kemudian, PSSI hanya mengandalkan pemain lokal murni.

Dengan kualitas sepakbola dan carut marutnya kompetisi liga lokal saat ini, jadi alasan masuk akal jika kemudian langkah naturalisasi jadi opsi utama.

Harus jujur pula, kualitas pemain lokal yang ada saat ini masih jauh dari panggang jika di paksakan untuk memenuhi harapan pecinta bola agar Timnas lolos ke Piala Dunia.

Naturalisasi juga buka sebuah hal yang haram. Ingat Jepang, di awal kebangkitan sepakbola mereka awal 90-an. Naturalisasi di geber, guna meningkatkan performa tim nasional mereka. Namun, hal tersebut di iringi Jepang dengan melakukan pembinaan serius terhadap atlet muda mereka.

Serta meningkatkan kualitas liga lokal mereka hingga akhirnya bisa di lihat saat ini. Hasilnya, sudah puluhan pemain Jepang di rekrut klub-klub top eropa. Bukan sekedar klub medioker di pinggiran eropa, atau bermain di klub eropa yang statusnya milik orang Indonesia.

NETWORK: Daftar Website

NetworK