NGENELO, RELIGI – Ada pelajaran berharga yang dikisahkan Nabi Ismail, saat beliau ceraikan istrinya. Seperti apa kisahnya?
Nama Nabi Ismail tercantum dalam Alquran, yang seluruh gerak lakunya layak diteladani.Khususnya bagi kalangan umat Islam. Dalam Al Qur’an, nama Nabi Ismail di sebutkan sebanyak 12 kali.
Nabi Ismail hidup pada sekitar 1911-1779 SM (Sebelum Masehi). Ia adalah Nabi dalam kepercayaan agama samawi. Nabi Ismail tinggal di Amaliq dan berdakwah untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan Qabilah Yaman.
Nabi Ismail meninggal pada tahun 1779 SM di Makkah. Sejak kecil, Nabi Ismail yang merupakan Nabi Ibrahim tersebut sudah menampakkan kenabiannya.
Keteguhan dan kesabarannya saat menghadapi perintah Allah saat akan disembelih, terus di kisahkan hingga diperingati dalam perayaan Idul Adha.
Ibunya merupakan Siti Hajar dari Kan’an yang hadir untuk menemani Nabi Ibrahim. Dalam perjalanan panjang dari Mesir menuju Makkah. Akhirnya, saat usia Nabi Ibrahim 86 tahun, lahirlah Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim menamai anaknya dengan Ismail, karena lahirnya putra pertamanya itu adalah buah dari doanya selama bertahun-tahun.
Menurut bahasa Ibrani, Isma berarti mendengar dan El berarti Allah, jadi Ismail adalah Dengarkan (doa kami wahai) Allah.
Setelah belasan tahun kemudian, di riwayatkan saat umurnya mencapai 100 tahun, melalui Siti Sarah, Allah SWT mengkaruniai Nabi Ibrahim dengan anak kedua, yakni Nabi Ishaq.
Dari keturunan Nabi Ismail inilah nantinya akan lahir Nabi Muhammad SAW. Sementara dari dari keturunan Nabi Ishaq nantinya akan lahir 15 Nabi, salah satunya adalah Nabi Isa.
Karena itulah Nabi Ibrahim akhirnya di juluki bapaknya para Nabi. Saat dewasa, kembali Nabi Ismail memberi pelajaran yang patut jadi teladan bagi umat manusia.
Khususnya bagi pasangan suami istri dalam membina rumah tangga. Di kisahkan, pada suatu ketika, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Ismail ‘alaihissalam.
Akan tetapi, Nabi Ismail saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.
Kisah Nabi Ismail Ganti Palang Pintu
Maka istri Nabi Ismail menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”
Ia sama sekali tak tahu, jika yang ada di hadapannya merupakan mertuanya yang merupakan Nabi Ibrahim.
Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Ismail telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.
Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim).
Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”
Maka Nabi Ismail pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang di maksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu”.
Nabi Ismail pun menceraikan istrinya. Hingga kemudian, Nabi Ismail menikah kembali dengan seorang wanita bernama Sayyidah.
Kisah berulang, Nabi Ibrahim pun kembali mengunjungi kediaman Nabi Ismail yang kembali secara kebetulan anaknya tersebut tak ada di rumah karena sedang berburu.
Di rumah Nabi Ismail, hanya ada istrinya yang juga tak mengenali Nabi Ibrahim. Sama dengan pertanyaan yang di layangkan pada istri pertama Nabi Ismail, Nabi Ibrahim kembali melontarkan pertanyaan yang sama.
Kisah Nabi Ismail, Bersyukur pada Allah SWT
Meski dengan kondisi kehidupan yang masih sama, istri Nabi Ismail kali ini menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan.
Istri Nabi ismail tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya.
Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”
Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang. Maka tatkala Nabi Ismail pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?
Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian,” Nabi Ismail bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”
Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah.”
Nabi Isma’il bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?” Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).” (HR. Al Bukhari no. 3364).
Pelajaran Kisah Nabi Ismail Jaga Aib Keluarga
Nah, dari petikan kisah Nabi Ismail sebagaimana di riwayatkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW tersebut ada pelajaran berharga bagi umat manusia.