NGENELO – Abu Nawas dan pertandingan panahan. Abu Nawas adalah sosok yang terkenal karena kejenakaannya, namun kali ini ia terlibat dalam situasi yang tak biasa – sebuah pertandingan panahan yang mempertaruhkan harga diri dan kejelian Abu Nawas dalam menjalani ajaran agama.
Pada suatu pagi di kota bagian timur, di dekat masjid terkenal, seorang pria tajir berkeinginan untuk mengadakan pertandingan panahan untuk seluruh penduduk kota. Dia ingin mengukur keahlian mereka dalam memanah dan ingin mengetahui siapa yang paling mahir. Dia menyediakan hadiah besar untuk pemenangnya, berupa emas yang berkilauan, dan menyebarkannya di seluruh kota.
Kabar tentang pertandingan ini cepat menyebar, dan Abu Nawas juga mendengarnya. Tidak mungkin bagi Abu Nawas untuk melewatkan kesempatan ini. Meskipun bukan seorang panah, dia memiliki rencana khusus.
Pertandingan di mulai, dan orang-orang dari seluruh kota berkumpul di lapangan. Setiap peserta panah berusaha menunjukkan kemampuannya. Tapi, ada satu peraturan yang sangat ketat: peserta harus menjalankan agama dengan benar selama proses pertandingan. Mereka tidak boleh berbohong, mencuri, atau melakukan perbuatan buruk lainnya. Semua peserta setuju dengan peraturan tersebut.
Pertandingan di mulai, dan peserta panah secara luar biasa ahli dalam menembakkan panah mereka. Salah satu peserta bahkan mencetak skor sempurna. Kemampuan Abu Nawas dalam memanah sangatlah buruk, dan panahnya selalu meleset. Orang-orang yang melihatnya tertawa dan menertawakan kejelekan Abu Nawas.
Namun, di tengah pertandingan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Panah Abu Nawas meleset dan mengenai emas yang menjadi hadiah utama. Emas itu jatuh, dan Abu Nawas segera mengambilnya dan menyerahkan kepada pria tajir tersebut.
Memenangkan Pertandingan
Pria tajir itu heran. “Mengapa kamu tidak mencoba menembak sasaran lain, Abu Nawas?” tanyanya.
Abu Nawas tersenyum dan menjawab, “Ketahuilah, aku telah memenangkan pertandingan ini sesuai peraturan yang telah kita sepakati. Aku tidak melakukan perbuatan buruk apapun, tidak berbohong, atau mencuri. Aku menjalankan ajaran agama dengan benar sepanjang pertandingan ini, dan itulah yang aku pilih sebagai sasaranku.”
Para hadirin yang awalnya menertawakan Abu Nawas kini merasa malu karena mereka telah salah menilai. Mereka memahami bahwa Abu Nawas telah menunjukkan kepada mereka bahwa kejujuran dan moralitas dalam menjalankan agama adalah hal yang paling penting.
Pria tajir itu akhirnya memberikan emas kepada Abu Nawas sebagai hadiah khusus atas kebijaksanaannya. Abu Nawas, dengan senyum khasnya, berkata, “Jangan pernah meragukan kejenakaanku, karena terkadang, pelajaran berharga datang dalam bentuk yang tak terduga.”
Pertandingan panahan itu berakhir, tetapi pelajaran moral tentang integritas dan kejujuran yang diajarkan Abu Nawas kepada seluruh kota tetap berlanjut dan melekat dalam hati mereka.
Dapatkan Artikel Lainnya di Google News