Abu Nawas Bosan Tinggal di Istana, Caranya Keluar Bikin Geleng-gelengAbu Nawas Bosan Tinggal di Istana, Caranya Keluar Bikin Geleng-geleng

Abu Nawas Bosan Tinggal di Istana, Caranya Keluar Bikin Geleng-geleng

DI SAAT banyak yang mengidamkan hidup nyaman di Istana, justru tak demikian yang dirasakan Abu Nawas.

Ia justru merasakan sebaliknya, bosan dengan kehidupan santai di Istana. Ia ingin ke luar istana, namun tentunya harus mencari alasan yang tepat agar di setujui raja.

Apa siasat Abu Nawas gar ke luar dari istana? Simak cerita Abu Nawas bosan tinggal di istana berikut ini.

Di kisahkan Abu Nawas lama telah di minta raja tinggal di istana karena jasanya.  Raja Harun telah memberikan kebebasan kepada Abu Nawas, untuk keluar masuk istana tanpa prosedur yang berbelit.

Dengan hadirnya Abu Nawas di istana, maka raja dapat setiap saat meminta pertimbangan, pendapat kepada Abu nawas dalam setiap keputusannya, sebagai penasehat kerajaan.

Namun, tampaknya kali ini Abu Nawas mulai bosan tinggal di istana, ia tidak terbiasa dengan hidup berfoya-foya.

Meskipun semua yang di inginkan selalu tersedia, namun Abu Nawas memilih ingin tinggal di luar istana, ia rindu sekali untuk menggarap sawah dan merawat hewan ternaknya.

Dari sinilah kemudian muncul dalam pikiran Abu Nawas untuk keluar dari istana.

Di putarlah otaknya untuk mencari alasan agar ia bisa keluar. Setelah semalaman di pikirkan, Abu Nawas menemukan cara jitu untuk keluar dari lingkungan istana.

Pada keesokan harinya, ia sengaja bangun pagi-pagi sekali kemudian pergi ke ruang utama istana.

Saat itu suasana masih sepi, hanya terdapat beberapa pengawal. Raja Harun sendiri masih terbaring di tempat tidurnya.

Duduki Singgasana Raja

Pada saat Abu Nawas itulah Abu Nawas mendekati singgasana raja dan mendudukinya.

Tak hanya itu saja, Abu Nawas juga mengangkat kaki dan menyilangkan salah satu kakinya seolah-olah dialah rajanya.

Melihat kejadian itu, beberapa pengawal kerajaan terpaksa menangkap Abu Nawas. Mereka menilai bahwa siapapun tidak berhak duduk di singgasana raja kecuali Raja Harun sendiri.

Barang siapa yang menempati tahta raja, termasuk dalam kejahatan yang besar dan hukuman mati yang di berikan.

Para pengawal menangkap Abu Nawas kemudian menyeretnya turun dari tahta dan memukulinya.

Mendengar teriakan Abu Nawas yang kesakitan, raja menjadi terbangun dan menghampirinya.

‘Wahai pengawal, apa yang kalian lakukan?” tanya raja.”Ampun Baginda, Abu Nawas telah lancang duduk di singgasana Paduka, kami terpaksa menyeret dan memukulinya,” jawab salah seorang pengawal.

Sesaat setelah itu, Abu Nawas tiba-tiba saja menangis. Tangisannya sengaja ia buat kencang sekali sehingga banyak menyita perhatian penduduk istana lainnya.

“Benarkah yang di katakan pengawal itu wahai Abu Nawas?” kata Raja Harun.”Benar Paduka,” jawan Abu Nawas.

Raja sangat terkejut dengan penuturan Abu Nawas itu. jika sesuai peraturan yang ada, Abu Nawas akan di kenai hukuman mati.

Namun, Raja Harun tak sampai hati melaksanakannya mengingat begitu banyak jasa yang di berikan Abu Nawas kepada kerajaan.

“Sudahlah, tak usah menangis. Jangan khawatir, aku tidak akan menghukummu. Cepat hapus air matamu,” ucap sanga raja.

“Wahai Baginda, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis, aku menangis karena kasihan terhadap Paduka,” kata Abu Nawas yang membuat raja tercenganng oleh ucapan itu.

‘Engkau mengasihaniku?” tanya Raja Harun.”Mengapa engkau harus menagisiku?” kata raja lagi.

Abu Nawas menjawab, “Wahai raja, aku cuma duduk di tahtamu sekali, tapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras.

Apalagi paduka, paduka telah menduduki tahta selama dua puluh tahun.

Pukulan seperti apa yang akan paduka terima? Aku menangis karena memikirkan nasib paduka yang malang,” jawab Abu Nawas.

Abu Nawas Keluar Istana

Jawaban itu membuat raja tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak menyangka Abu Nawas menjual harga dirinya di depan banyak pengawal.

Oleh karena itu, Raja Harun hanya menghukum Abu Nawas untuk dikeluarkan dari istana.”Baiklah jika demikian, mulai detik ini kamu harus keluar dari istanaku,” kata raja sedikit geram.

“Terima kasih paduka, memang itulah yang saya kehendaki,” balas Abu Nawas sambil menyalami Raja Harun untuk kemudian pamit keluar dari istana.

Demikian Abu Nawas, ada saja caranya untuk memuluskan segala yang di inginkan. Abu Nawas bisa melenggang ke luar Istana tanpa membuat raja keberatan sedikit pun.

Malah bikin yang mengetuinya geleng-geleng kepala.

Dapatkan Artikel Lainnya di Google News

NETWORK: Daftar Website

NetworK