Hanya Cium Aroma Masakan, Abu Nawas Disuruh Bayar, Inilah yang DilakukannyaHanya Cium Aroma Masakan, Abu Nawas Disuruh Bayar, Inilah yang Dilakukannya

Hanya Cium Aroma Masakan, Abu Nawas Disuruh Bayar, Inilah yang Dilakukannya

ADA saja Abu Nawas membalas prilaku orang-orang yang coba mengerjainya. Seperti yang coba di lakukan seorang pemilik kedai makanan.

Abu Nawas sempat di minta bayar, padahal hanya mencium aroma masakan dari kejauhan. Apa yang dilakukan Abu Nawas?

Begini kisahnya.

Pada suatu ketika Abu Nawas melakukan perjalanan yang panjang. Pada hari itu, perutnya belum terisi makanan sedikitpun sehingga tak heran kalau dia merasakan keroncongan dengan amat sangat.

Namun dia memeriksa kantong uangnya, dia hanya menemukan beberapa keping uang, sementara perjalanannya masih jauh.

Bila uang itu di gunakan untuk membeli sesuatu, nanti ongkos perjalanannya tidak akan terbayar.

Walaupun tubuhnya lemas karena belum makan seharian, Abu Nawas tetap melangkahkan kakinya meskipun langkahnya gontai.

Pada saat melihat kedai yang ramai pembeli, Abu Nawas tak kuasa untuk tidak memasukinya. Dari bilik dapur terlihat mengepul asap makanan yang sangat lezat.

Abu Nawas langsung menghirup aroma masakan itu dengan kuat-kuat. Dari aromanya, Abunawas sudah membayangkan sajian yang lezat untuk dirinya.

Hal itu di ulanginya berkali-kali hingga Abunawas puas.

Setelah Abu Nawas sudah merasa cukup puas dengan aroma masakan yang di hirupnya, dia pun pergi meninggalkan kedai tadi.

Bayar Aroma

Dengan senyuman yang tipis, dia keluar dari kedai tersebut. Tapi, belum jauh dia melangkahkan kakinya meninggalkan kedai itu, tiba-tiba terdengar teriakan dari si pemilik kedai.

“Hai, mau ke mana? Bayar dulu!” teriak pemilik kedai. Mendengar teriakan itu, Abu Nawas menghentikan langkahnya.

Dengan tenang sekali dia menghadapi si pemilik kedai. Meskipun dia cukup keheranan, kenapa pemilik kedai menghentikan langkahnya padahal dia tidak makan atau minum barang sedikitpun di kedai itu.

“Enak saja main nyelonong pergi, bayar dulu baru boleh pergi,” kata pemilik kedai saat mereka berhadapan.

Kemudian Abu Nawas menganggukkan kepala tanda setuju dengan kata-kata pemilik kedai.

Dengan santainya Abu Nawas merogoh kantong uangnya. Selang beberapa lama, tapi uangnya tidak segera di berikan kepada pemilik kedai.

Malah, Abu Nawas bermain-main dengan uang recehnya dengan cara mengocok kantong uangnya, lama kelamaan suaranya uang receh terdengar kerincing-kerincing.

“Ayo…mana uangnya… bayar! ” teriak pemilik kedai. “Baik, ini bayarnya,” kata Abu Nawas sambil mengocok kembali uang recehnya sehingga timbul suara kerincing-kerincing.

“Lho, mana uangnya, dari tadi cuma mendengar suaranya saja, ” kata pemilik kedai yang semakin geram.

Kemudian Abu Nawas menjawab, “Itu tadi bayarnya, aku bayar pakai suaranya saja karena di kedaimu aku hanya dapat baunya saja….!”

Mendengar jawaban itu, si pemilik kedai hanya bisa tersenyum dengan malunya.

Hehe…ada saja si pemilik kedai ini. Bagaimana bisa orang hanya mencium aroma masakan dari bilik kedai kok di suruh membayar.

Tapi pintar juga Abu Nawas di bayarnya pakai suaranya saja, tidak dengan uang.

Demikian Abu Nawas, tak pernah mati akal dan selalu ada saja yang di lakukan untuk memecahkan sebuah soalan.

Dapatkan Artikel Lainnya di Google News

NETWORK: Daftar Website

NetworK