Abu Nawas Memang Cerdik, Raja dan Menteri pun Dibikin jadi Ayam BetinaAbu Nawas Memang Cerdik, Raja dan Menteri pun Dibikin jadi Ayam Betina

Abu Nawas Memang Cerdik, Raja dan Menteri pun Dibikin jadi Ayam Betina

PERNAH suatu ketika raja dan para menteri malu bukan kepalang, karena dikini Abu Nawas jadi ayam betina.

Ini semua karena ulah sang raja dan para menteri sendiri, yang selalu berusaha menjatuhkan Abu Nawas.

Sementara abu nawas memang cedik dan sulit untuk di kerjain.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, baik raja dan para menteri justru di bikin malu karena menjadi ayam betina.

Begini kisahnya.

Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun AI Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas.

Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasi dengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas.

Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.

Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yang hanya di kunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal.

Suatu sore yang cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri, “Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas.”

“Apakah itu wahai Paduka yang mulia ?” tanya salah seorang menteri. “Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore.

Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita.” kata Baginda Raja memberi pengarahan.

Bertelur

Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuan apa yang akan di gelar besok. Abu Nawas di undang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yang terkenal itu.

Seperti yang telah di rencanakan, Baginda Raja dan para menteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam.

Delapan belas butir di bagikan kepada para menterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat tentang apa yang telah di rencanakan untuk menjebak Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam.

Abu Nawas harap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yang akan di hadapi. Mungkin permainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi tenggang waktu untuk berpikir.

Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, “Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami.”

“Permainan apakah itu Paduka yang mulia ?” tanya Abu Nawas belum mengerti. “Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa di lakukan oleh binatang.

Sebagai manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing.” kata Baginda sambil tersenyum.

“Hamba belum mengerti Baginda yang mulia.” kata Abu Nawas agak ketakutan. “Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus di hukum !” kata Baginda.

Abu Nawas Memang Cerdik

Abu Nawas tidak berkata apa-apa.Wajahnya nampak murung. la semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah.

Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri. “Nah sekarang apalagi yang kita tunggu.

Kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing- masing.” perintah Baginda Raja.

Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu deringan menanting sebutir telur ayam.

Abu Nawas masih di dalam kolam. la tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia di haruskan bertelur seperti ayam.

Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir.

Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur dan tidak akan pernah ada yang bisa. Karena dadanya mulai terasa sesak.

Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas.

Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlaku aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.

“Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri.” kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.

“Kalau begitu engkau harus dihukum.” kata Baginda bangga. “Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia.” kata Abu Nawas memohon.

“Apalagi hai Abu Nawas.” kata Baginda tidak sabar. “Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri.

Sebenarnya kalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi  ayam jantan maka hamba tidak bertelur.

Raja dan Menteri Malu

Hanya ayam betina saja yang bisa bartelur. Kuk kuruu yuuuuuk…!” kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.

Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena malu.

Sebab mereka di anggap ayam betina. Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin daripada belut.

Karena merasa malu, Baginda Raja Harun AI Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun.

NETWORK: Daftar Website

NetworK